Senin, 21 April 2025

Sri Mulyani: Kepercayaan Dunia pada Dolar AS Tidak Lagi Utuh

Redaksi - Kamis, 10 April 2025 16:21 WIB
348 view
Sri Mulyani: Kepercayaan Dunia pada Dolar AS Tidak Lagi Utuh
Foto: Net
Jakarta(harianSIB.com)
Dolar Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai aset aman bagi investor dan pelaku pasar keuangan, terutama di tengah gejolak atau krisis global, kini mulai kehilangan pamornya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa kepercayaan terhadap dolar AS tidak lagi utuh. Hal ini tercermin dari penurunan indeks dolar (DXY Index) di saat indeks volatilitas pasar (VIX Index) justru meningkat.

DXY Index sendiri mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia seperti euro, yen Jepang, dan poundsterling Inggris. Sementara VIX Index mencerminkan tingkat volatilitas pasar global secara keseluruhan.

Baca Juga:

"Jadi, kepercayaan penuh terhadap dolar mulai memudar, sementara VIX Index justru naik," ujar Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Jakarta, Kamis (10/4/2025).

Menurunnya kepercayaan investor secara global terhadap dolar AS juga diikuti dengan semakin tingginya kemungkinan Amerika Serikat terdorong ke jurang resesi. Sri Mulyani mengatakan, dari berbagai perkiraan lembaga investasi dunia, kemungkinan AS resesi meningkat ke level 60%.

Baca Juga:

Makin tingginya potensi AS resesi terjadi seusai Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan perang dagang terhadap semua negara, dengan menerapkan tarif perdagangan yang tinggi, seperti Indonesia terkena tarif retaliasi 32%.

"JP Morgan, Goldman Scahs, semuanya mengatakan bahwa Amerika kemungkinan masuk ke resesi. Probabilitasnya sekarang naik ke 60% dari tadinya di bawah 50%," tutur Sri Mulyani.

Di tengah tingginya risiko resesi Amerika Serikat, risiko resesi Indonesia justru kecil.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, probabilitas resesi yang dihadapi Indonesia dengan makin tak kondusifnya ekonomi global itu hanya sebesar 5%, sama dengan Malaysia. Jauh lebih rendah dari potensi resesi Jepang yang mencapai 30%, Meksiko 54%, Jerman 50%, Kanada 48%, dan Rusia 25%.

"Probability risk recession meningkat, namun Indonesia masih relatif rendah di 5%," kata Airlangga dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4/2025).(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru