Senin, 31 Maret 2025

198 Pabrik Baru Siap Berdiri, Kesempatan Kerja untuk 24 Ribu Orang

Robert Banjarnahor - Kamis, 27 Maret 2025 08:59 WIB
247 view
198 Pabrik Baru Siap Berdiri, Kesempatan Kerja untuk 24 Ribu Orang
Foto: Net
Jakarta(harianSIB.com)
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan bahwa sektor manufaktur Indonesia masih menarik bagi investor pada awal tahun ini.

Hal tersebut tercermin dari data Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) yang mencatat adanya peningkatan jumlah perusahaan yang tengah membangun fasilitas produksi.

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, mengungkapkan bahwa selama periode Januari–Februari, sebanyak 198 perusahaan industri sedang dalam proses pembangunan fasilitas produksi. Proyek ini diperkirakan akan menyerap lebih dari 24.568 tenaga kerja.

Baca Juga:

"Berdasarkan laporan ke SIINas, pada Januari–Februari, terdapat 198 perusahaan industri yang melaporkan pembangunan fasilitas produksi. Selain itu, rencana penyerapan tenaga kerja mencapai 24.568 orang. Ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia tetap menjadi daya tarik bagi investor," ujar Febri, Rabu (26/3), dikutip dari CNNIndonesia.

Ia menambahkan bahwa minat investor untuk menanamkan modal di Indonesia masih tinggi. Selain menjadi bukti bahwa sektor manufaktur tetap prospektif, investasi ini juga diharapkan mampu menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

Baca Juga:

"Jika ada yang bertanya tentang kondisi manufaktur di awal tahun ini, data ini menjadi jawabannya. Banyak investor yang masih tertarik dan tengah membangun fasilitas produksi di Indonesia, sekaligus membuka peluang kerja," jelasnya.

Febri juga menekankan bahwa pelaku industri dalam negeri tetap optimis terhadap iklim usaha di Indonesia, meskipun dihadapkan pada tantangan akibat perlambatan ekonomi nasional. Menurutnya, pertumbuhan aktivitas manufaktur akan semakin kuat jika didukung oleh kebijakan yang berpihak pada industri dalam negeri.

Apalagi, kata dia, permintaan pasar domestik masih sangat besar. Namun, beberapa industri, terutama yang berorientasi ekspor, mulai merasakan dampak dari perang tarif global yang mempengaruhi rantai pasok.

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Maret 2025 menunjukkan level ekspansi di angka 52,98, meskipun terjadi perlambatan sebesar 0,17 poin dibandingkan Februari 2025 dan turun 0,07 poin dari Maret tahun lalu.

"Perlambatan ini salah satunya disebabkan oleh libur Lebaran, yang biasanya menyebabkan produksi menurun. Perusahaan biasanya meningkatkan produksinya dua hingga tiga bulan sebelum Ramadan dan Lebaran guna memenuhi lonjakan permintaan," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga menerima laporan mengenai penurunan penjualan produk makanan, minuman, serta tekstil dan produk tekstil (TPT) menjelang Lebaran hingga masa liburan setelahnya.

Ekspansi IKI bulan Maret ditopang oleh pertumbuhan 21 subsektor, yang berkontribusi terhadap 96,5 persen PDB industri pengolahan non-migas pada triwulan IV tahun 2024. Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, hanya dua yang mengalami kontraksi.

"Dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri pencetakan dan reproduksi media rekaman (KBLI 18) serta industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional (KBLI 21). Sementara itu, dua subsektor yang mengalami kontraksi adalah industri furnitur (KBLI 31) serta industri karet, barang dari karet, dan plastik (KBLI 22)," paparnya.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru