Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Aji menyebutkan, pimpinan sindikat ini mengendalikan anak buahnya dari luar Indonesia.
"Perintahnya menggunakan grup Telegram yang tidak ada di sini (di Indonesia). Jadi diremote dari jauh. Kemudian, melakukan kegiatan 'mobile' untuk memblasting beberapa narasi SMS kepada calon korban yang terdeteksi dari BTS yang sudah diaktifkan," kata Himawan dalam konferensi pers di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (24/3/2025), dikutip dari detiknews.
Baca Juga:
Pelaku diduga mengatur agar dapat memanipulasi jaringan dan pesan terkirim ke banyak nomor. Calon korban yang menerima pesan, menurut dia, akan diberi instruksi untuk mengklik tautan tertentu.
"Korban yang mengikuti perintah akan mengikuti instruksi dan mengklik link yang diberikan, sehingga terjadi pencurian uang nasabah," jelasnya.
Baca Juga:
Sebelumnya, Bareskrim telah menangkap dua WN China terkait kasus penyalahgunaan frekuensi radio untuk menyebarkan SMS penipuan dengan metode fake base transceiver station (BTS). Namun keduanya diduga hanya operator yang dikendalikan oleh pelaku utama.
Sedangkan pengendali utama dari sindikat penipuan itu kini masih diburu polisi. Pelaku diduga berada di luar negeri.
Berdasarkan laporan yang diterima, polisi mencatat ada 12 orang menjadi korban tindakan penipuan itu. Total kerugian yang dialami para korban mencapai Rp 473.767.388.
"Kalau tidak dicegah, nanti akan tambah lagi. Kalau tidak kita tangkap, ya mungkin di antara kita bisa jadi korban juga kalau kita tidak waspada," kata Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada.(*)
Medan(harianSIB.com)Polda Sumatera Utara memastikan proses seleksi anggota Polri tahun 2025 akan berjalan dengan prinsip Bersih, Transparan
Pematangsiantar(harianSIB.com)Personel Satuan Lalulintas Polres Pematangsiantar menyosialisasikan Operasi Ketupat Toba di Jalan Sisiangamang
Medan(harianSIB.com)Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) telah menyiapkan pelayanan kesehatan di 172 Pos Pengamanan (Pospam) Idul