Rabu, 19 Maret 2025

Pabrik Emas Batangan 50 Ton Hadir di RI, Siapa Pemiliknya?

Robert Banjarnahor - Rabu, 19 Maret 2025 09:56 WIB
139 view
Pabrik Emas Batangan 50 Ton Hadir di RI, Siapa Pemiliknya?
Dok MIND ID
Presiden RI Prabowo Subianto saat meresmikan Precious Metal Refinary (PMR) PT Freeport Indonesia di Gresik, Senin, 17 Maret 2025
Jakarta(harianSIB.com)

Indonesia kini resmi memiliki pabrik pencetak emas batangan dengan kadar kemurnian 99,99% dan kapasitas produksi mencapai 50 ton per tahun. Pabrik ini menjadi yang terbesar di Tanah Air dan baru saja diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (17/3/2025).

Lalu, siapa pemilik pabrik emas terbesar di Indonesia ini?

Baca Juga:

Ternyata, fasilitas ini dimiliki oleh PT Freeport Indonesia (PTFI). Pabrik emas yang dikenal sebagai Precious Metal Refinery (PMR) ini berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial & Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, saat meresmikan fasilitas PMR PTFI, mengungkapkan bahwa pembangunan pabrik ini menelan investasi sekitar US$ 630 juta atau Rp 10 triliun.

Baca Juga:

"Kami laporkan bahwa produksi emas dari 3 juta konsentrat itu kurang lebih 50-60 ton emas. Ini untuk Freeport di Gresik. Sementara Amman Mineral, dengan produksi 900 ribu ton konsentrat, menghasilkan sekitar 18-20 ton emas. Secara keseluruhan, dua pabrik ini mampu memproduksi 60-70 ton emas per tahun," ujar Bahlil saat peresmian PMR PTFI di Gresik, Senin (17/3/2025), dilansir dari CNBC Indonesia.

Sebagai informasi, PT Freeport Indonesia mulai memproduksi emas batangan sejak 30 Desember 2024. Namun, proyek smelter tembaga yang berada di lokasi yang sama sempat mengalami insiden kebakaran pada Senin (14/10/2024).

Meski demikian, Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menegaskan bahwa insiden kebakaran tersebut tidak berdampak pada produksi di fasilitas PMR.

"Walaupun kami harus menghentikan produksi di smelter tembaga, fasilitas pemurnian logam mulia tetap berjalan. Sejak 30 Desember 2024, kami sudah mulai memurnikan emas dan perak dari lumpur anoda," jelas Tony dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (19/2/2025).

Selain itu, Tony membeberkan bahwa pihaknya juga telah mengirimkan 125 kilogram emas batangan murni kepada PT Antam dan berencana melanjutkan kerja sama dengan Antam untuk memasok emas sebanyak 30 ton per tahun.

"Jadi kalau dalam proses sekarang ini, kami akan bisa mungkin memproduksi kira-kira sekitar 2 ton satu bulan, Pak. Tapi memang karena produksi dari atau anode slime dari smelter baru ini belum akan terjadi, jadi masih mengandalkan lumpur anoda yang dari PT Smelting. Jadi itu kira-kira masih 40 persen dari total kapasitas," ujarnya.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru