Senin, 17 Maret 2025

Lonjakan Kasus Gagal Ginjal Usia Muda, Biaya BPJS Membengkak Rp 11 Triliun

Robert Banjarnahor - Minggu, 16 Maret 2025 10:21 WIB
130 view
Lonjakan Kasus Gagal Ginjal Usia Muda, Biaya BPJS Membengkak Rp 11 Triliun
Ist/SNN
Ilustrasi ginjal.
Jakarta(harianSIB.com)

BPJS Kesehatan mencatat pembiayaan untuk penanganan gagal ginjal kronik mencapai Rp 11 triliun pada 2024. Jumlah ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun 2019 yang tercatat sekitar Rp 6,5 triliun. Lonjakan biaya perawatan gagal ginjal kronik mulai terlihat sejak 2023, dengan kenaikan sebesar Rp 3 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti menilai tren tersebut berkaitan dengan kenaikan kasus penyakit gagal ginjal kronik, termasuk di generasi muda dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga:

"Tahun 2024 ini mencapai Rp 11 triliun, cukup besar untuk seluruh penyakit gagal ginjal kronik, ini baru yang hanya tercover BPJS saja," tandas dia saat ditemui detikcom pasca diskusi publik di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa lalu, dikutip dari detikcom.

Kepada masyarakat utamanya generasi muda, Prof Ghufron mengimbau untuk memerhatikan pola minum dan makan, juga mengontrol riwayat penyakit yang meningkatkan risiko gagal ginjal.

Baca Juga:

"Itu satu, menurut saya, karena lingkungan, itu penting sekali. Dua, perilaku, kalau ginjal itu tolong jangan minum sembarangan, minum mohon maaf obat kuat, lebih segar minuman berenergi, ya itu, karena apa? Karena bahan pengawetnya," jelas dia.

Prof Ghufron juga menyoroti laporan Kementerian Pertanian yang menemukan hampir 100 persen ikan lele diinjeksi obat antibiotik. Belum lagi, sejumlah buah-buahan yang sengaja diberikan pewarna untuk mengundang daya tarik pembeli.

"Apalagi kalau kita di pasar, yang jelas buah, buah disuntik biar orang tertarik, dan ini merusak ginjal nanti, maka harus dicek kalau umpamanya semangka, bijinya masih putih, warnanya sudah merah menarik, itu harus curiga, pilih yang bijinya warna hitam, itu contoh salah satunya," sambung dia.

Selain memerhatikan pola konsumsi, Prof Ghufron juga mengingatkan publik untuk bijak meminum obat. Bagi beberapa keluhan yang masih bisa ditangani dengan 'obat rumahan' atau alami dan istirahat yang cukup serta tambahan vitamin, sebaiknya tidak perlu menggunakan obat antiinflamasi, antibiotik berlebihan.

"Tidak berhenti di situ ya, paling banyak gagal ginjal itu karena diabetes dan hipertensi, itu harus dihindari, kalau dua penyakit itu kurang lebih 30 persen memicu risiko gagal ginjal," pungkasnya.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru