Jumat, 14 Maret 2025

Temuan Baru dari Korea, Nasib Mobil Bensin di Ujung Tanduk?

Robert Banjarnahor - Minggu, 02 Maret 2025 10:05 WIB
361 view
Temuan Baru dari Korea, Nasib Mobil Bensin di Ujung Tanduk?
Dok. Pertamina
Ilustrasi SPBU Pertamina di Jakarta.
Jakarta(harianSIB.com)

Kemajuan teknologi dari Korea Selatan berpotensi mengubah peta industri otomotif dengan menggeser dominasi mobil berbahan bakar bensin.

Para peneliti dari Pohang University of Science and Technology, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, telah berhasil mengembangkan baterai berbasis silikon yang mampu menempuh jarak hingga 1.000 km dalam sekali pengisian daya.

Baca Juga:

Terobosan ini bisa menjadi game changer dalam dunia otomotif, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mempercepat transisi ke kendaraan listrik. Selama ini, keterbatasan daya tempuh menjadi salah satu alasan utama yang membuat banyak orang enggan beralih dari mobil berbahan bakar bensin ke kendaraan listrik.

Dengan jangkauan yang jauh lebih luas, inovasi baterai silikon ini berpotensi mengatasi kekhawatiran tersebut dan mempercepat pergeseran dari mobil konvensional ke kendaraan listrik.

Baca Juga:

Silikon sendiri telah lama menjadi bahan penelitian dalam pengembangan baterai karena ketersediaannya yang melimpah di berbagai belahan dunia. Namun, material ini memiliki tantangan tersendiri saat diisi daya, ukurannya bisa membesar hingga tiga kali lipat sebelum menyusut kembali. Karena itu, banyak penelitian difokuskan pada pengembangan baterai berbasis partikel nano silikon untuk mengatasi masalah ini.

Permasalahannya, ongkos untuk memproduksi partikel nano sangat mahal dan prosesnya sangat kompleks.

Peneliti dari Pohang punya pendekatannya yang berbeda. Mereka justru menggunakan partikel silikon berkurang 1.000 kali lebih besar, yaitu dalam skala mikro. Elemen ukuran ini lebih mudah dan murah untuk diproduksi dengan densitas energi yang lebih lega.

Peneliti kemudian mencari solusi dari masalah kembang-kempis partikel silikon. Mereka menggunakan gel polimer elektrolit yang bentuknya berubah ketika elemen silikon berubah bentuk. Gel ini kemudian diikat secara kimia dengan radiasi lewat tembakan elektron. Hasilnya, adalah ikatan yang stabil meskipun partikel silikon kembang-kempis.

Bahkan, kestabilan baterai silikon buatan para peneliti setara dengan baterai lithium-ion standar, dengan densitas energi 40 persen lebih besar.

"Kami menggunakan anoda mikro-silikon, hasilnya tetap baterai yang stabil. Riset ini membawa kita lebih dekat ke sistem baterai lithium ion densitas-energi-tinggi," kata Park Soojin dari Pohang University dilansir dari CNBC Indonesia.

Para peneliti menyatakan baterai rancangan mereka bisa dengan mudah diaplikasikan.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru