Senin, 24 Februari 2025

Vaksinasi saat Hamil, Upaya Perlindungan Bayi sejak Kandungan

Robert Banjarnahor - Jumat, 21 Februari 2025 10:10 WIB
157 view
Vaksinasi saat Hamil, Upaya Perlindungan Bayi sejak Kandungan
Ist/SNN
Foto saat Vaksinasi pada ibu hamil.
Jakarta(harianSIB.com)

Dokter menjelaskan, bahwa vaksinasi influenza dan Tdap pada ibu hamil dapat memberikan perlindungan bagi bayi yang baru lahir hingga usia enam bulan.

"Pada usia 0-2 bulan pertama, tubuh bayi belum mampu memproduksi antibodi terhadap pertusis dan belum menerima antibodi dari vaksinasi ," ungkap anggota Subspesialis Infeksi dan Penyakit Tropis, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), Mulya Rahma Karyanti, saat ditemui di Jakarta, Rabu (19/2/2025), dikutip dari Antara.

Baca Juga:

Perlindungan bayi dalam rentang usia 0-6 bulan, jelas Mulya Rahma, bergantung pada transfer antibodi melalui plasenta. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan mendapatkan vaksinasi Tdap yang dapat diberikan mulai trimester kedua.

Bayi yang baru lahir hingga usia dua bulan belum memiliki pertahanan atau antibodi terhadap virus, termasuk influenza serta tetanus, difteri, dan pertusis (Tdap). Karena itu, vaksinasi influenza dan Tdap pada ibu hamil berperan penting dalam melindungi bayi sebelum mereka menerima vaksinasi pertama, yakni DPT.

Baca Juga:

Selain vaksinasi, ia juga merekomendasikan agar menggunakan masker bila berada di tempat yang berisiko tertular virus, mencuci tangan. "Nah itu tetap kita harapkan kita tetap terapkan di masyarakat dan itu bisa memutuskan penularan," jelasnya.

Lebih lanjut, ia merekomendasikan bagi anak yang mengalami batuk yang panjang hingga nafas kembang kempis dan bunyi agar dapat membawa anak ke rumah sakit untuk diperiksa dan mendapatkan perawatan yang tepat.

"Insting ibu kalau sudah kayanya berat ya, sudah nggak bisa makan, sudah sesak sekali, nggak mau makan minum jangan dipaksakan nanti malah bahaya bisa tersedak ke dalam paru jika kondisi batuk berat seperti itu," katanya.

Sebab, batuk tersebut berpotensi menyebabkan henti napas sehingga anak harus segera dibawa ke rumah sakit.

Terlebih bila anak memiliki penyerta atau komorbid seperti asma, atau kelainan jantung mampu memperberat kondisi anak.

Batuk pertusis, kata dia kadang diketahui juga sebagai batuk seratus hari atau batuk rejan, hal ini menjadi hal yang patut diperhatikan oleh para orang tua sebab dapat berakibat fatal.

"Batuk-batuk sampai nggak bisa narik napas dan berat buat bayi itu bisa sampai biru, akibatnya makin menginfeksi karena ada bakteri pertusisnya yang nyerang saluran napasnya," pungkasnya.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru