DeepSeek Diblokir Ratusan Perusahaan Dunia, Ini Alasannya

Jakarta (harianSIB.com)

Ratusan perusahaan di berbagai negara melarang karyawannya menggunakan chatbot kecerdasan buatan (AI) DeepSeek, yang dikembangkan oleh perusahaan asal China.

Menurut laporan Financial Post dan dikutip dari Antara, Minggu (2/2), Kepala Teknologi perusahaan keamanan siber Armis Inc. yang berbasis di AS, Nadir Izrael, mengungkapkan bahwa banyak perusahaan, terutama yang memiliki keterkaitan dengan pemerintah, telah memblokir akses ke DeepSeek karena risiko kebocoran data ke otoritas China.

Baca Juga:

• Sebagian Wilayah Sumut Masuki Musim Kemarau, Hujan Masih Berpotensi Turun
• Perkara Inkrah, PN Sidikalang Eksekusi Rumah dan Lahan Pertanian di Lumban Simatupang

Nadir menyebutkan bahwa 70 persen klien Armis telah meminta pemblokiran akses terhadap chatbot tersebut.

"Ancaman utama adalah kemungkinan kebocoran data model AI ke pemerintah China. Anda tidak tahu ke mana informasi Anda akan berakhir," ujar Nadir Izrael.

Baca Juga:

• Distribusi LPG 3 Kg Harus Tepat Sasaran, Ekonom Sarankan Peninjauan
• RSJ Muhammad Ildrem Sumut Luncurkan Program Pemberdayaan bagi Pasien Pulih

Hal serupa juga diungkapkan oleh Netskope Inc., sebuah layanan yang membantu perusahaan membatasi akses karyawan ke situs web tertentu. Data Netskope menunjukkan bahwa 52 persen klien mereka juga mengajukan pemblokiran terhadap DeepSeek.

Dalam beberapa waktu terakhir, popularitas DeepSeek meningkat pesat, bahkan menempati posisi teratas di App Store dan Play Store. Namun, muncul kekhawatiran terkait keamanan data karena aplikasi ini mengumpulkan dan menyimpan informasi di server yang berlokasi di China. Banyak pihak menduga bahwa data pengguna berisiko bocor ke pemerintah China.

Aplikasi DeepSeek menjadi chatbot alternatif ChatGPT yang didukung oleh model V3 buatan Cina. Pengguna dapat memakai chatbot ini untuk menganalisis berkas, menjawab pertanyaan, dan mendapatkan informasi dari web.

Aplikasi gratis ini juga memungkinkan pengguna mengunggah berkas dan menyinkronkan riwayat obrolan di seluruh perangkat.

Meskipun DeepSeek menguasai posisi teratas untuk saat ini, ia harus mencapai 300 juta pengguna mingguan untuk menyalip ChatGPT OpenAI untuk memimpin popularitas jangka panjang dalam persaingan aplikasi chatbot AI.

DeepSeek dilaporkan mendapat banyak perhatian dari industri dalam beberapa hari terakhir. Startup seperti Perplexity dan Gloo, perusahaan baru milik mantan CEO Intel Pat Gelsinger - sudah mengintegrasikan DeepSeek untuk penggunaannya.(*)