Minggu, 15 Desember 2024

Mengapa Banyak Warga Indonesia Berobat ke Malaysia-Singapura?

Robert Banjarnahor - Minggu, 15 Desember 2024 19:19 WIB
92 view
Mengapa Banyak Warga Indonesia Berobat ke Malaysia-Singapura?
Ist/SNN
Ilustrasi RS Singapura
Jakarta (harianSIB.com)

Sekitar Rp180 triliun devisa negara hilang setiap tahun karena warga Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri. Berdasarkan data pemerintah, negara-negara tujuan favorit untuk pengobatan adalah Singapura, Malaysia, Jepang, dan Amerika Serikat.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Adib Khumaidi, mengungkapkan beberapa alasan mengapa banyak masyarakat Indonesia memilih berobat ke luar negeri. Salah satunya adalah karena biaya obat dan transportasi yang dianggap lebih murah dibandingkan di dalam negeri.

Baca Juga:

"Kenapa pembiayaan murah? Karena ada kebijakan negara, regulasi negara soal free tax khususnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat," kata dr Adib Khumaidi dikutip Minggu (15/12/2024), dilansir dari CNBC Indonesia.

Selain karena obat dan transportasi lebih murah, menurutnya ada kenyamanan pasien dalam melakukan komunikasi dengan dokter.

Baca Juga:

"Kami sekarang selalu mengatakan kemampuan komunikasi pada dokter di Indonesia harus ditingkatkan, karena salah satu dasar pasien berobat ke luar negeri, berobat ke Malaysia, atau Singapura, itu salah satunya karena faktor komunikasinya yang mereka anggap lebih enak di sana daripada di Indonesia," lanjut Adib.

Untuk diketahui jumlah masyarakat Indonesia yang bolak-balik ke luar negeri untuk berobat ada lebih dari 1 juta orang. Indonesia jelas dirugikan dari kondisi ini sebab ada potensi nilai ekonomi yang hilang.

Indonesia memang tertinggal dalam sektor kesehatan. Saat ini, rasio dokter di Indonesia berada di level 0,47 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Tanah Air.

Mengacu standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio jumlah dokter, termasuk dokter umum dan spesialis, yang ideal, yaitu 1/1000 atau 1 dokter per 1000 penduduk. Apabila sebuah negara berhasil memenuhi "golden line" tersebut, maka dapat dikategorikan berhasil dan bertanggung jawab kepada rakyatnya di bidang kesehatan.

Angka terakhir yang didapatkan dari WHO dan World Bank, rasio Indonesia berada di 0,47/1000. Angka ini membawa Indonesia menempati posisi ketiga terendah di ASEAN setelah Laos 0,3/1000 dan Kamboja 0,42/1000.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru