Kamis, 12 Desember 2024

Hari Ikan Nasional, RSI dan USSEC Dorong Ketahanan Pangan dan Transformasi Blue Food

Eva Rina Pelawi - Jumat, 29 November 2024 13:01 WIB
254 view
Hari Ikan Nasional, RSI dan USSEC Dorong Ketahanan Pangan dan Transformasi Blue Food
Foto : Dok/RSI
President Director RSI, Rudolf Hoeffelman didampingi Erwin Dwiyan, Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan dan Ujang Komarudin, Direktur Ikan Air Tawar, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian K
Jakarta (harianSIB.com)

Dalam memperingati Hari Ikan Nasional yang jatuh pada 21 November 2024, Regal Springs Indonesia (RSI) bersama U.S. Soybean Export Council (USSEC) mengadakan forum diskusi bertajuk "Indonesia Tilapia Blue Food". Dengan tema "Tilapia: Sumber Protein untuk Ketahanan Pangan dan Pasar Global", acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ikan sebagai sumber protein berkualitas tinggi yang berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan pasar global.

Sebagai produsen ikan tilapia premium yang berkomitmen pada keberlanjutan, Regal Springs Indonesia melihat pentingnya kolaborasi dalam membangun pemahaman publik mengenai potensi ikan tilapia. Produk ini tidak hanya kaya akan protein, tetapi juga menjadi pilihan pangan bernilai gizi tinggi yang mampu mendukung pembangunan sumber daya manusia di Indonesia.

Baca Juga:

Forum ini menjadi platform untuk bertukar pengetahuan, menggali potensi, dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam industri tilapia, baik secara nasional maupun global. Dengan menghadirkan para pemangku kepentingan utama, acara ini diharapkan dapat mendorong sinergi untuk memperkuat peran tilapia dalam sistem pangan dunia.

Rudolf Hoeffelman, Presiden Direktur RSI menjelaskan bahwa tujuan diskusi forum ini merupakan upaya kolektif untuk meningkatkan kualitas gizi generasi mendatang dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi.

Baca Juga:

"Ikan tilapia, dengan kandungan protein berkualitas tinggi dan nutrisi penting lainnya, bukan sekadar makanan. Ini adalah fondasi bagi masa depan yang lebih sehat, lebih kuat, dan sumber daya penting untuk membangun generasi emas tahun 2045," ujar Rudolf.

Dia juga menambahkan bahwa ikan tilapia saat ini menjadi salah satu dari komoditas ekspor utama di sektor perikanan yang terus meningkat di Indonesia.

"Untuk memenuhi permintaan serta standar pasar internasional itulah kami berkomitmen untuk memastikan produk ikan tilapia kami dibudidayakan dan diproduksi selaras dengan prinsip cara budidaya ikan yang baik," jelas Rudolf.

Dalam forum ini, Erwin Dwiyana S.Pi., M.Sc, Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan menekankan bahwa ikan tilapia menjadi komoditas yang strategis.


"Ikan tilapia menjadi ikan yang paling banyak dibudidayakan di dunia setelah ikan mas. Tidak hanya kaya akan omega dan nutrisi penting lainnya, tetapi juga memberikan kontribusi besar pada pemenuhan gizi masyarakat dan peningkatan devisa negara," kata Erwin.

Dijelaskan, serapan ikan tilapia mencapai 1,43 juta ton pada tahun 2023. Sementara ekspor tilapia Indonesia pada tahun yang sama mencapai 11.166 ton dengan nilai USD 81,77 juta. Pertumbuhan nilai ekspor pada periode 2017-2023 mencapai 6,7%. "Untuk menjadi pemain sukses di pasar global, sinergi dan kolaborasi yang solid dari hulu hingga hilir menjadi sangat penting,," tambahnya.

Senada dengan Erwin, Ir. Ujang Komarudin, M.Sc., Direktur Ikan Air Tawar, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, mengungkapkan, tilapia saat ini menjadi salah satu dari lima komoditas unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan. "Ini adalah peluang besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global," ujarnya.

Prof. Dr. Ir. H. Rokhmin Dahuri, MS, Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia, turut memberikan pandangan mengenai peran tilapia dalam sistem pangan global. "Indonesia merupakan produsen ikan tilapia terbesar kedua di dunia setelah Cina. Industri tilapia memiliki multiplier effect yang besar, mulai dari penciptaan lapangan kerja hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.

Diskusi forum ini juga menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas), Food Agriculture Organization (FAO), IPB University, Universitas Sumatera Utara, dan perwakilan industri lainnya. Diskusi ini diharapkan dapat mendorong sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan akademisi untuk memperkuat sektor perikanan Indonesia.(*)

Editor
: Eva Rina Pelawi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru