Jumat, 22 November 2024

Cegah Pemanasan Global, Peneliti Usul Tebarkan Berlian di Atmosfer

Robert Banjarnahor - Jumat, 08 November 2024 10:16 WIB
12 view
Cegah Pemanasan Global, Peneliti Usul Tebarkan Berlian di Atmosfer
(Freepik)
Ilustrasi panas ekstrem.
Jakarta (harianSIB.com)

Semakin hari cuaca di bumi semakin panas. Kondisi ini membuat ilmuwan putar otak bagaimana menetralkan pemanasan global yang terjadi.

Sekelompok ahli pun mengeluarkan ide dengan mengusulkan penggunaan debu berlian untuk mendinginkan Bumi. Sebab setelah diteliti debu berlian merupakan cara yang paling efektif untuk meredakan panas Bumi.

Dikutip dari CNBC Indonesia, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, menyarankan debu berlian disemprotkan ke atmosfer untuk mendinginkan planet ini.

Baca Juga:

Saran tersebut berdasarkan pada penelitian ekstensif yang dilakukan oleh sekelompok pakar klimatologi dan ilmu bumi di ETH Zurich.

Mereka berkolaborasi dalam sebuah studi yang berfokus pada pembuatan model iklim 3D untuk mengeksplorasi dampak aerosol terhadap lingkungan untuk mengurangi panas selama periode 45 tahun.

Baca Juga:

Penelitian tersebut menilai tujuh zat seperti sulfur dioksida dan debu berlian sebagai solusi paling efektif untuk memerangi pemanasan global.

Temuan penelitian menunjukkan debu berlian sangat efisien untuk keperluan injeksi dan menunjukkan kemampuan memantulkan sinar matahari dan panas dibandingkan dengan aerosol lain yang telah diuji.

Debu berlian juga bertahan di udara lebih lama tanpa menggumpal, sesuatu yang penting untuk mengurangi efek retensi panas.

Para ilmuwan memprediksi bahwa melepaskan sekitar 5 juta ton debu berlian buatan manusia setiap tahun dapat mengurangi suhu hingga 1,6° Celcius dalam kurun waktu 45 tahun.

Menurut penelitian, debu berlian tidak aktif secara kimia dan tidak menimbulkan bahaya lingkungan dibandingkan dengan oksida sulfur yang dapat menyebabkan hujan asam dan efek lainnya. Karakteristik ini mengurangi dampak merugikan bagi lingkungan, sehingga membuatnya lebih sesuai untuk aktivitas geoengineering apa pun.

Akan tetapi, pendekatan geoengineering ini, membutuhkan biaya yang sangat besar. Perkiraan biaya untuk latihan ini adalah sekitar US$200 triliun, yang berarti sekitar 2.400 kali lebih besar daripada opsi penyebaran sulfur dioksida sebagai aerosol.

Menggunakan aerosol untuk menurunkan suhu bumi bukanlah metode yang inovatif. Metode ini terinspirasi dari gunung berapi. Letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991 adalah salah satu contoh yang menunjukkan dampak dari praktik ini karena sulfur dapat menyebabkan penurunan sementara suhu global.

Meskipun demikian, aerosol sulfur buatan telah diusulkan untuk digunakan. Namun efek buruknya termasuk hujan asam dan degradasi lapisan ozon mengharuskan penggunaan cara lain seperti dengan debu berlian.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru