Yenny Wahid: RI Butuh Sosok Inspiratif Seperti Paus Fransiskus

Jakarta (SIB)
Aktivis Nahdlatul Ulama (NU), dan Direktur Wahid Institute Zannuba Ariffah Chafsoh yang dikenal dengan nama Yenny Wahid mengatakan, dunia dan Indonesia, tidak dalam keadaan baik-baik saja. Oleh karena itu, baik dunia maupun Indonesia membutuhkan sosok pemimpin Istimewa seperti Paus Fransiskus untuk menginpirasi semua orang supaya segera beranjak keluar dari perangkap masalah.

Dilansir dari Koran SIB, Yenny mengaku bahwa dirinya sangat mengagumi dan mencintai Paus Fransiskus karena ia adalah sosok yang istimewa dan inspiratif.

"Bagi saya pribadi adalah sosok yang sangat menginspirasi. Dan saya tidak sungkan-sungkan mengatakan bahwa bukan cuma umat Katolik yang mencintai Paus Fransiskus, tapi saya juga umat Islam mencintai Paus Fransiskus karena beliau mencintai semua umat manusia," katanya dalam diskusi online yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tahta Suci (Vatikan) dan Ikatan Rohaniwan/Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi Roma (IRRIKA) pada Selasa, 23 Juli 2024, pukul 19.00 hingga menjelang pukul 22.00 WIB.

Baca Juga:

• Jelang Akhir Tahun, Polda Sumut Musnahkan 145 Kg Sabu dari 42 Tersangka
• Mahasiswa BEM Unjuk Rasa ke DPRD SU Tolak Kebijakan Pemerintah Naikkan PPN

Yenny kemudian mengungkapkan bahwa sosok Paus Fransiskus yang istimewa itu disaksikannya sendiri ketika bertemu pada sekitar tujuh tahun lalu.

"Dari dekat saya melihat bahwa Paus Fransiskus merupakan sosok yang ramah dan penuh kasih sayang kepada semua orang," ujarnya,
Yenny menambahkan, "Paus Fransiskus sendiri memang orang yang sangat istimewa, bukan karena beliau adalah pemimpin dari tahta Suci Vatikan. Bukan pula karena beliau adalah seorang pemimpin negara, tetapi juga karena memang sosok yang penuh dengan compassion."

Baca Juga:

• Saksi: Budianto Ancam Petugas Polisi dengan Parang dalam Kondisi Mabuk
• Sepanjang Tahun 2024, Polda Sumut Proses Pelanggaran 174 Personel, 23 Dipecat

Yenny kemudian menjelaskan bahwa saat ini dunia sedang mengalami banyak konflik. Bahkan, saat ini dunia yang dulunya cenderung kelihatan aman-aman saja kini begitu banyak gejolak.

Menurut dia, dunia yang multipolar saat ini menyebabkan munculnya banyak kekuatan baru, tidak jarang kemudian tercipta konflik.

"Belum lagi challenge atau tantangan yang terjadi pada seluruh umat manusia apapun latar belakang agamanya, yang berkaitan dengan perkembangan teknologi, automation misalnya, robotik dan lain sebagainya. Kemudian membuat pekerjaan banyak hilang, orang jadi gelisah, orang kemudian kehilangan sikap kemanusiaannya karena mementingkan dirinya sendiri karena perutnya lapar," ujarnya.

Saat ini, lanjut Yenny, banyak orang tidak berdosa menjadi korban akibat konflik dunia.

"Banyak orang tidak berdosa yang kemudian seolah-olah seperti layangan putus tidak ada yang membela. Nah, apalagi kemudian masih ada ancaman-ancaman seperti terorisme dan lain sebagainya yang kita lihat. Indonesia sendiri kasusnya masih sangat banyak sekali kasus kekerasan dan radikalisme," ucapnya.

Oleh karena itu, Yenny mengatakan, dunia saat ini membutuhkan pemimpin seperti Paus Fransiskus yang menginspirasi, juga mencintai semua umat manusia.
Menurut Yenny, tidak hanya dunia yang membutuhkan Paus Fransiskus, tetapi Indonesia juga.

"Di mana-mana di Indonesia ini, kita masih menemukan ada begitu masalah kekerasan, intimidaasi, persekusi yang dilakukan baik oleh negara ataupun oleh warga masyarakat. Belum lagi, masalah ketidakadilan sosial dan kerusakan lingkungan alam," ujarnya.

"Dengan kondisi seperti sekarang, dengan segala kegalauan dan ketakutan, orang melarikan diri ke politik identitas, dan membuat tembok pemisah dengan orang lain yang berbeda suku, agama dan lain. Ini tantangan-tantangan nyata yang dihadapi Indonesia saat ini," katanya lagi.

"Dalam kondisi seperti ini, Indonesia membutuhkan keterbukaan. Kita membutuhkan semangat untuk kerja sama yang makin kuat antara semua elemen bangsa. Dan, kita membutuhkan kehadirain sosok pemimpin yang mengpinspirasi seperti Paus Fransiskus," pungkas Yenny. (**)