Senin, 16 Desember 2024

Gudang Amunisi Terbakar, KSAD Jenderal Maruli Meminta Maaf

Redaksi - Minggu, 31 Maret 2024 15:21 WIB
321 view
Gudang Amunisi Terbakar, KSAD Jenderal Maruli Meminta Maaf
TribunnewsBogor.com/WahyuTopami
Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Maruli Simanjuntak saat ditemui awak media di Gudang Amunisi, Paldam Jaya TNI AD di Desa Ciangsana, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Minggu (31/3/2024). 
Jakarta (harianSIB.com)
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak menyampaikan permintaan maaf atas terbakarnya Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) milik Kodam Jaya di Kabupaten Bogor. Ia mengatakan sebenarnya gudang tersebut digunakan untuk menyimpan amunisi yang akan dimusnahkan.

"Rekan-rekan media saya Kepala Staf Angkatan Darat yang pertama mengucapkan permohonan maaf untuk masyarakat sekitar khususnya, atas kejadian ini," kata Maruli dalam konferensi pers di Gudmurah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/3/2024).

Maruli mengakui jika cukup riskan bagi TNI untuk menyimpan bahan yang mudah untuk terbakar di wilayah tersebut. Meski demikian ia bersyukur tak ada korban jiwa akibat peristiwa yang membuat risau masyarakat semalam.

"Jadi sebetulnya ini gudang untuk penyimpanan amunisi-amunisi yang akan didisposal. Jadi memang ini cukup riskan untuk mengelola gudang seperti ini," tutur Maruli.

"Tapi secara persyaratan penyimpanan barang berbahayanya, kita bersyukur bahwa sampai dengan saat ini walaupun sekitar 150 ribu amunisi yang ada di dalam gudang itu sampai dengan sekarang tidak ada korban," sambungnya.

Adapun sebelumnya Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto telah meninjau Gudang Peluru yang meledak semalam. Agus mengatakan dugaan pemicu kebakaran lantaran amunisi yang sudah kedaluwarsa.

Ia menyebut amunisi yang expired menjadi lebih mudah sensitif dan labil.

"Ya memang kalau sudah expired itu relatif sensitif dia, labil, dia kena gesekan, gerakan, kena panas dia akan mudah, mudah meledak. makanya kita punya SOP penggudangannya itu, di bawah tanah gitu ya," ujar Agus.

"Jadi di bawah tanah karena labil tersebut dan sewaktu-waktu bisa meledak. itu SOP kita. Penyimpanannya di bawah tanah kemudian ada tanggul dan jauh dari pemukiman masyarakat," katanya. (*)

Editor
:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru