PT Global Digital Niaga Tbk (Blibli atau Perseroan), siap melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Publik Offering (IPO), di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada November 2022.
Blibli akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 17,77 miliar saham dengan nilai nominal Rp250 per saham dalam IPO. Jumlah itu setara dengan 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum saham perdana.
Saham perdana yang ditawarkan kepada masyarakat dengan rentang harga Rp410 sampai Rp460 setiap sahamnya. Dana hasil IPO ditargetkan Rp8,1 triliun. S
ebagian dari dana itu akan digunakan untuk pembayaran saldo utang fasilitas dan sisanya dialokasikan sebagai modal kerja dalam mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha.
Paparan publik penawaran saham perdana Bibli tersebut, disampaikan dalam konferensi pers yang diikuti harianSIB.com secara virtual, Selasa (18/10/2022).
Masa penawaran awal atau bookbuilding akan dilaksanakan pada 17 Oktober 2022 hingga 24 Oktober 2022.
Masa penawaran umum direncanakan pada 1 hingga 3 November 2022. Rencananya, Blibli akan tercatat di papan perdagangan utama BEI menggunakan kode saham “BELI”.
Untuk rencana aksi korporasi ini, Blibli telah menunjuk PT BCA Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters).
CEO & Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto mengatakan, aksi korporasi Blibli tersebut, salah satu langkah strategis dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan di era disrupsi dan menyongsong pertumbuhan ekonomi digital di masa mendatang.
Bersama tiket.com dan Ranch Market, Blibli menegaskan posisinya sebagai pemimpin ekosistem omnichannel perdagangan dan gaya hidup yang terintegrasi di Indonesia.
“Ekosistem Blibli mensinergikan tiga platform unggulan yaitu commerce(Blibli); online travel agent (OTA) dan gaya hidup (tiket.com); serta high quality supermarket chain terkemuka (Ranch Market). Dengan demikian, Blibli dapat fokus membangun kepercayaan, memberikan kemudahan dan nilai tambah bagi para pelanggan, serta menyediakan layanan yang lebih lengkap, bermanfaat dan terintegrasi dari tiap channel dan platform di dalam ekosistem.” ujar Kusumo.
Kusumo mengatakan, sinergi ini juga diperkuat dengan fundamental bisnis yang kokoh dari berbagai aspek.
Dari aspek model bisnis, Blibli fokus pada pendekatan Business-to-Consumer (B2C) dengan dukungan dari brand partners berskala global maupun nasional dalam bentuk kemitraan strategis.
Model bisnis ini berimplikasi pada penjualan dan laba yang memiliki rasio lebih tinggi dibandingkan model bisnis Consumer-to-Consumer (C2C).
Bermitra dengan para pemegang merek, Blibli memastikan keaslian produk yang ada dalam platformnya demi menjaga kepuasan serta kepercayaan pelanggan.
Selain itu, Blibli disokong dengan infrastruktur logistik andal lewat jaringan pergudangan dan layanan pengiriman yang dikelola secara mandiri, ditambah lebih dari 21 mitra logistik pihak ketiga.
Dengan kekuatan rantai pasok dari hulu ke hilir yang dimilikinya, Blibli memelopori pengiriman cepat sampai lewat fitur dua jam sampai (2 Hours-Delivery) yang telah tersedia di 34 kota di penjuru tanah air.
Sementara itu, CEO tiket.com, George Hendrata mengatakan, sebagai pionir Online Travel Agent (OTA) di Indonesia, tiket.com mengukuhkan kepemimpinnya di segmen travel dan lifestyle yang membawa nilai tambah bagi ekosistem.
“Travel dan lifestyle adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Lewat ekosistem terpadu ini, kami percaya dapat semakin memenuhi kebutuhan pelanggan saat mereka sibuk dengan kesehariannya,” kata George.
Ia menambahkan, pada 2019, tiket.com juga dinobatkan sebagai “The Fastest Growing OTA in the World”1.
Sebagai bagian dari ekosistem bisnis terbesar di Indonesia, Djarum, Blibli memiliki pondasi alur operasi yang kokoh mencakup bagaimana menjadi pemegang merek, produsen, distributor, termasuk jalur
distribusi kepada pelanggan.
Dengan latar belakang tersebut, Blibli dapat mengembangkan bisnisnya melalui solusi omnichannel, mengintegrasikan layanan oflline dan online touchpoint lewat flagship monobrand (Samsung, Xiaomi, Oppo dan Vivo) dan multibrand store dengan fitur Blibli InStore, fitur Click & Collect dan tukar tambah.
Blibli juga turut mengembangkan layanan omnichannel di sektor UMKM melalui Blibli Mitra.
Dari sisi kepemimpinan perseroan, Kusumo mengatakan tim manajemen datang dari latar belakang lanskap pasar dalam negeri yang tangguh.[br]
“Dengan eksekutif yang solid, kami percaya dapat melampaui apa yang kami capai hari ini. Lebih dari itu, kami mengapresiasi seluruh pihak yang mendukung Blibli hingga saat ini. Mulai dari para penjual dan mitra bisnis di bidang teknologi, logistik, institusi keuangan, pemasaran, pemegang merek, dan pemasok, yang menjadi rekanan kami menjangkau setiap pelanggan. Termasuk para UMKM yang berani mengambil langkah berbeda dalam menggapai potensi baru, serta seluruh keluarga besar Blibli, tiket.com, dan Ranch atas upaya tanpa lelah mendorong kemajuan
perseroan.”
Three Proven Business Model
Selain aspek fundamental yang mumpuni, langkah Blibli semakin optimis dengan potensi pertumbuhan pasar di Indonesia.
Menurut riset dari Frost & Sullivan dan Euromonitor2, jumlah potensi pasar (TotalAddressable Market/TAM) industri ecommerce Indonesia pada 2025 diproyeksikan bertumbuh hingga USD436 miliar.
Potensi tersebut menjadi prospek bagi ekosistem Blibli. Kontribusi layanan perdagangan (commerce) diproyeksikan tumbuh hingga USD150 miliar, di mana dapat diserap oleh layanan Blibli.
Sektor travel dan lifestyle diprediksi menyumbang USD41 miliar terhadap potensi pasar diIndonesia.
Permintaan akan groceries mengambil porsi terbesar pada TAM industri e-commerce senilai USD245 miliar. (*)