Sumsel (harianSIB.Com)
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengajak para pemuda untuk melek politik, karena, masalah bangsa terjadi akibat keputusan-keputusan politik.
Hal ini disampaikan LaNyalla saat memberikan kuliah umum di kampus Institut Teknologi dan Bisnis (ITBis) Lembah Dempo, Pagar Alam, Sumatera Selatan, Kamis (17/3/2022), yang siaran persnya disampaikan kepada wartawan, termasuk Jurnalis Koran SIB Jamida P Habeahan, Sabtu (19/3/2022).
Kegiatan ini dihadiri Walikota Pagar Alam Alpian Maskoni, Rektor ITBis Lembah Dempo Dr Elvera, Ketua Yayasan ITBis Lendy Rahmadi, dan Direktur Pascasarjana ITBis Lembah Dempo Dr Sastra Mico. Bagi LaNyalla, pemuda adalah salah satu topik yang menarik untuk dibahas.
Senator asal Jawa Timur itu menambahkan, untuk menghancurkan sebuah negara atau bangsa, terkadang tidak perlu dengan kekuatan militer, cukup dengan merusak mental dan fisik serta moral generasi mudanya.
Dengan alasan itu, para pemuda dan mahasiswa perlu didorong untuk mengetahui bahwa Indonesia mengalami darurat moral politik. "Pemuda harus tahu jika Indonesia mengalami kemunduran serta kerusakan politik, akibat amandemen konstitusi yang dilakukan di tahun 1999 hingga 2002," kata LaNyalla seraya mengungkapkan bahwa konstitusi Indonesia produk amandemen 2002, telah merombak total wajah tata negara Indonesia, yang sebelumnya menganut Demokrasi Pancasila dan Sistem Ekonomi Pancasila, diubah menjadi Demokrasi Liberal dan Ekonomi Kapitalistik.
Karenanya, para pemuda dan mahasiswa harus tahu hal ini, dan harus peduli terhadap situasi kebangsaan, termasuk harus mengetahui dan mempelajari apa yang terjadi dalam amandemen konstitusi saat itu. Juga diminta agar para pemuda mengetahui Demokrasi Pancasila yang disebut sebagai sistem yang paling sesuai dengan watak dasar bangsa.
Namun, sistem ini ditinggalkan hanya karena ingin meniru sistem Barat. Hanya ingin terlihat demokratis di mata dunia, tetapi akibat dari semua proses itu, sekarang arah perjalanan bangsa hanya ditentukan oleh Partai Politik. Kedaulatan rakyat yang dulu direpresentasikan melalui kekuatan lain di luar Partai Politik, seperti Utusan Golongan, Utusan Daerah dan Fraksi ABRI yang berisi TNI-Polri, sudah tidak ada lagi.
Semua kelompok sipil dan non-partisan terpinggirkan dan tidak bisa ikut menentukan wajah bangsa ini mau dibawa ke mana. Suka-suka Partai Politik dan Pemerintah mau membuat Undang-Undang apa saja, meskipun Undang-Undang itu menguntungkan sekelompok Oligarki dan tidak peduli merugikan rakyat banyak.
LaNyalla juga mengaku prihatin dengan kondisi mahasiswa yang mengalami penurunan budaya diskusi di dalam kampus. Budaya perdebatan pemikiran antara mahasiswa mengalami penurunan kualitas dibanding dengan era pergerakan mahasiswa di penghujung era Orde Baru tahun 1998.
Semakin banyak pula, kalangan muda yang bersikap apolitis. Menganggap politik sesuatu yang tidak penting. Alumnus Universitas Brawijaya Malang ini mengatakan, mahasiswa bahkan bersikap apatis terhadap diskusi-diskusi tentang politik dan isu-isu kebangsaan.
Karena itu LaNyalla sangat mendukung dan mendorong kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan para mahasiswa.Orang-orang muda dalam forum-forum akan berinteraksi dan saling bertukar pikiran, sekaligus mendapat bekal pengetahuan sosial, politik, kepemudaan, dan demokrasi.(*)
Editor
: Bantors Sihombing