Jakarta (harianSIB.com)
Majelis Daerah Gereja Pantekosta di Indonesia (MD GPdI) Sumut Aceh berharap GPdI terus mengalami peningkatan baik secara kualitas dan kuantitas, dengan terpilihnya kembali Pdt Dr Johnny Weol MM, MTh sebagai Ketua Umum Majelis Pusat GPdI dan Pdt Elim Simamora sebagai Sekretaris Umum masa bakti 2022-2027.
Juga, terpilihnya Pdt Harry S Gultom sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Rohani (MPR) Sinode GPdI dalam Musyawarah Besar GPdI ke-34, di Grand Mercure Hotel, Kemayoran, Jakarta, 15-17 Maret 2022.
Ada sekitar 77 pendeta yang ikut hadir mewakili MD GPdI Sumut Aceh dalam Mubes Sinode GPdI.
“Kita berharap usai Mubes Sinode GPdI ke-34 dengan terpilihnya kembali Pdt Dr Johnny Weol ini, gereja akan terus mengalami peningkatan, tidak hanya secara kuantitas, tapi juga secara kualitas, baik orang-orangnya dan pengaruh gereja di tengah masyarakat serta fungsi pembinaan gereja yang menjadikan jemaat berkualitas,†ujar Wakil Ketua II MD GPdI Sumut Aceh, Pdt Oloan Sibatuara MTh, di Jakarta, Kamis (17/3/2022).
Pdt Oloan juga membeberkan, saat ini secara kuantitas GPdI di Sumut dan Aceh bertumbuh signifikan berkisar 1700 pendeta (1700 gereja) dengan 150 ribuan anggota jemaat.
“Ke depan, kita pun berharap hamba-hamba Tuhan bisa lebih sejahtera, baik secara rohani dan jasmani,†kata Gembala Sidang GPdI Kasih Bapa Medan ini.
Oloan mengucapkan terima kasih kepada Pdt Johnny Weol, selama lima tahun kepemimpinannya turut membangun pembangunan gereja-gereja di pelosok desa, termasuk di Sumut dan Aceh yang dimulai dari nol hingga terbentuk bangunan gereja.
“Pdt Johnny Weol betul-betul punya hati untuk membangun gereja. Bahkan, khusus di Sumut dan Aceh, sudah berkali-berkali dia terjun langsung ke lokasi sekaligus melihat perkembangan kehidupan para hamba Tuhan di sini,†katanya.
Dalam proses pemilihan Mubes Sinode GPdI ke-34, Pdt Johnny Weol memperoleh 464 suara menang tipis atas Pdt Franky Rewah yang memperoleh 460 suara.
Usai pemilihan, Pdt Johnny Weol menegaskan, “Kita adalah GPdI, dan GPdI adalah kita. Kita telah melaksanakan satu agenda yang sangat luar biasa, nuansa demokrasi gerejawi baru saja kita selesaikan dengan memilih Ketua MPR dan Ketua Umum MP GPdI. Diselenggarakan secara terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi.â€
“Semua hasil sidang ini adalah kerja keras kita bersama. Di sini tidak ada yang kalah, tidak ada yang menang. Hasil yang sudah kita peroleh, baik ketua MPR, maupun Ketum MP GPdI, mari kita terima dengan segala syukur kepada Tuhan. Walaupun sempat terjadi gesekan, ucapan yang tidak enak didengar, inilah dinamika proses demokrasi gerejawi yang baru saja kita lalui,†tutupnya. (*)