Artis Sandy Permana Tewas Diduga Dibunuh Tetangga Sendiri
Jakarta (harianSIB.com)Polisi telah mengidentifikasi sosok pelaku penikaman yang menewaskan artis Sandy Permana Mak Lampir. Terduga pelaku
Namun, beberapa perilaku tertentu, meskipun sering kali tidak disengaja dapat melemahkan aspek penting ini.
Berikut adalah lima faktor yang tanpa disadari dapat merusak kepercayaan diri anak, serta cara untuk menghindarinya, sebagaimana dilansir oleh Times of India, dikutip dari Antara, Senin (13/1).
Baca Juga:
1. Luka tak terlihat dari kritik yang terus-menerus
Anak-anak tumbuh dengan dorongan, tetapi kritik yang terus menerus dapat meninggalkan bekas luka emosional yang tak terlihat. Mengoreksi kesalahan memang penting, tapi jika nadanya kasar atau terlalu sering, hal itu bisa membuat anak mempertanyakan kemampuannya.
Baca Juga:
Fokuslah pada umpan balik yang membangun. Alih-alih mengatakan, "Kamu selalu membuat berantakan," cobalah, "Ayo kita cari cara untuk merapikannya lain kali."
2. Membandingkan mereka dengan orang lain
Pernyataan seperti, "Mengapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?" dapat sangat menyakiti hati anak. Perbandingan membuat anak merasa tidak mampu dan dapat menimbulkan kebencian terhadap orang yang dibandingkan.
Kiat rayakan lah kekuatan dan kelebihan unik anak Anda. Ganti perbandingan dengan pujian yang bersifat personal, seperti, "Saya suka betapa kreatifnya idemu!
3. Perlindungan yang berlebihan
Meskipun wajar jika Anda ingin melindungi anak dari kegagalan atau kekecewaan, perlindungan yang berlebihan dapat menghalangi kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan.
Anak-anak yang tidak diizinkan melakukan kesalahan dapat tumbuh dengan meragukan kemampuan mereka. Biarkan mereka menyelesaikan masalah kecil secara mandiri.
Mulai lah dengan tugas-tugas yang mudah dilakukan seperti mengemas tas sekolah atau menyelesaikan konflik kecil dengan teman.
Tidak mengakui usaha atau keberhasilan anak, baik besar maupun kecil, dapat membuat mereka merasa kurang dihargai.
Lama kelamaan, mereka mungkin akan berhenti mencoba karena mereka merasa usaha mereka tidak penting. Rayakan pencapaian, bahkan yang kecil sekalipun.
Ucapan sederhana, "Aku bangga padamu karena sudah mencoba!" akan sangat membantu dalam membangun kepercayaan diri mereka.
Menyebut anak "malas", "pemalu", atau "canggung" mungkin terlihat tidak berbahaya pada saat itu, tetapi label seperti itu dapat melekat dan membentuk persepsi diri mereka.
Seiring waktu, mereka mungkin akan menginternalisasi kata-kata tersebut dan mulai percaya bahwa kata-kata itu mendefinisikan siapa mereka.
Fokus lah pada perilaku, bukan sifat. Daripada mengatakan, "Kamu malas sekali," cobalah, "Ayo kita berusaha untuk lebih proaktif dalam mengerjakan tugas-tugasmu.". (*)
Jakarta (harianSIB.com)Polisi telah mengidentifikasi sosok pelaku penikaman yang menewaskan artis Sandy Permana Mak Lampir. Terduga pelaku
Jakarta (harianSIB.com)Kuasa Hukum Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Ronny Talapessy, mengatakan kliennya siap jika ditahan penyid
Jakarta (harianSIB.com)Salah satu masalah serius pada mobil yang dapat membahayakan pengendara adalah kondisi saat mobil oleng. Karenanya,
Jakarta (harianSIB.com)Penjualan mobil nasional pada tahun 2024 tercatat sebanyak 865.723 unit secara wholesales (dari pabrikan ke diler) da
Jakarta (harianSIB.com)Dasar penting bagi perkembangan emosional dan sosial anak adalah rasa percaya diri. Dengan kepercayaan diri, anak bel