Selasa, 21 Januari 2025

Lebih dari 1 Juta Aktivitas Pelacakan Online Terdeteksi Setiap Hari

Robert Banjarnahor - Sabtu, 19 Oktober 2024 16:32 WIB
196 view
Lebih dari 1 Juta Aktivitas Pelacakan Online Terdeteksi Setiap Hari
Foto: iStock
Ilustrasi pelacakan
Jakarta (harianSIB.com)
Kaspersky dari analisa terbarunya menemukan lebih dari 38 miliar pelacak web mengumpulkan data pengguna pada 2023-2024, dengan rata-rata satu juta pelacakan per hari.

Pelacakan web melibatkan aktivitas pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data tentang perilaku online pengguna.

Data ini dapat mencakup demografi, kunjungan situs web, waktu yang dihabiskan di halaman, dan interaksi seperti klik, gulir, dan gerakan tetikus, yang dapat digunakan untuk membuat heatmaps dan pemetaan lainnya.

Baca Juga:

Informasi dari pelacakan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan bisnis untuk mempersonalisasi pengalaman, meningkatkan keterlibatan pengguna, menargetkan iklan dengan lebih efektif, dan mengukur kinerja layanan online mereka.

Baru-baru ini, para ahli Kaspersky menganalisis 25 layanan pelacakan yang paling umum, termasuk empat dari Alphabet Inc. (Google Display & Video 360, Google Analytics, Google AdSense, dan YouTube Analytics) serta layanan dari New Relic dan Microsoft, termasuk Bing dan platform pelacakan Microsoft lainnya.

Baca Juga:

Analisis tersebut mengungkapkan, bahwa 38.725.551.855 insiden pengumpulan data terdeteksi dalam setahun, dari Juli 2023 hingga Juni 2024, dengan pengguna membagikan data mereka sekitar 1.060.974 kali per hari.

"Meskipun 25 layanan pelacakan teratas menunjukkan bahwa pengumpulan data tidak terbatas hanya pada beberapa perusahaan, semakin banyak organisasi yang menyimpan dan memproses informasi kita, semakin besar risiko pelanggaran. Namun, dengan sebagian besar pelacakan ditangani oleh raksasa teknologi, terdapat motivasi kuat bagi mereka untuk melindungi data pengguna dan menjaga reputasi mereka," ujar Anna Larkina, pakar keamanan dan privasi di Kaspersky dalam sebuah keterangan, Selasa (1/10), dikutip dari CNN Indonesia.


Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru