Senin, 31 Maret 2025

Komitmen HKBP Menjaga Lingkungan

Redaksi - Minggu, 09 Juni 2024 19:26 WIB
1.167 view
Komitmen HKBP Menjaga Lingkungan
Foto: Ist/SNN
Ephorus HKBP, Pdt Dr Robinson Butarbutar
Gelombang modernisasi seringkali mengorbankan lingkungan demi keuntungan ekonomi. Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) berani bersikap tegas terhadap tawaran pemerintah bagi ormas keagamaan untuk mengelola tambang.Sikap ini merupakan suatu langkah berani yang patut diapresiasi.


Pernyataan Ephorus HKBP, Pdt Dr Robinson Butarbutar, menunjukkan bahwa keberanian moral dan tanggung jawab lingkungan harus menjadi prioritas utama, bahkan di atas tawaran ekonomi yang menggiurkan. Dengan menolak terlibat dalam pengelolaan tambang, HKBP tidak hanya mempertahankan integritasnya sebagai lembaga keagamaan yang fokus pada pembinaan spiritual. Hal ini penegasan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan.


Sikap ini adalah refleksi dari Konfesi HKBP tahun 1996 yang menekankan tanggung jawab menjaga ciptaan Tuhan. Pemerintah, dalam usahanya untuk meningkatkan investasi dan pengelolaan sumber daya alam, telah menawarkan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus kepada ormas keagamaan. Namun, HKBP dengan tegas menolak tawaran ini, yang tentu saja apa pun alasannya patut dihormati.

Baca Juga:

Dalam pemahaman HKBP, Tuhan memberikan kuasa kepada manusia untuk memelihara dunia ini dengan tanggung jawab penuh. HKBP bersaksi bahwa tanggung jawab manusialah untuk melestarikan semua ciptaan Tuhan supaya manusia itu dapat bekerja, sehat, dan sejahtera. Itu sebabnya, HKBP menentang setiap kegiatan yang merusak lingkungan, seperti membakar dan menebang pohon di hutan atau hutan belantara.


HKBP sebagai salah satu institusi keagamaan terbesar di Indonesia, telah mengambil langkah penting dalam pelestarian lingkungan yang berwawasan ekologi.

Baca Juga:
Melalui kerja sama dengan Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), HKBP telah meluncurkan buku "Tuhan Menciptakan Semuanya Itu Baik Adanya", yang menekankan pentingnya pendidikan lingkungan dan pelestarian alam.


HKBP juga telah menetapkan Minggu Ekologi, yang dirayakan pada 24 September, sebagai hari untuk memperingati dan mengaktualisasikan komitmen gereja terhadap lingkungan. Ini merupakan langkah konkret HKBP dalam mengintegrasikan nilai-nilai ekologis ke dalam liturgi dan kehidupan jemaat.


Dalam konteks regional, HKBP berperan aktif dalam menjaga hutan Tapanuli agar tetap lestari, yang tidak hanya penting bagi keseimbangan ekologi tetapi juga sebagai warisan kekayaan alam bagi generasi mendatang. Gereja mengajak generasi muda untuk menjadi Kristen "Hijau", yang bergaya hidup ramah alam dan menjadi inspirasi bagi orang lain dalam pelestarian lingkungan.


Selain itu, HKBP secara resmi telah menyatakan tanggung jawabnya terhadap alam dan lingkungan dalam konfesinya pada tahun 1996. Melalui konfesi ini, HKBP mengajak seluruh warga gerejanya untuk berpartisipasi dan terlibat langsung dalam pelestarian alam dan lingkungan. Ini merupakan sikap resmi HKBP, yang harusnya dimanifestasikan seluruh jemaat di semua level, dari pusat, distrik, resort hingga huria.


Sikap HKBP ini sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Mereka mengadvokasi transisi ke energi bersih seperti solar dan wind energy, yang tidak hanya mengurangi kerusakan lingkungan tetapi juga membantu dalam memerangi pemanasan global.

HKBP juga aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan baik secara institusi, maupun jemaat secara pribadi dan kelompok.


Kita mendukung sikap HKBP yang menunjukkan bahwa keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan umat manusia harus selalu menjadi pertimbangan utama dalam setiap keputusan pembangunan. Keberanian HKBP dalam menolak tawaran pemerintah adalah contoh nyata dari komitmen mereka terhadap nilai-nilai ini. Semoga sikap ini dapat menginspirasi lebih banyak lembaga dan individu untuk mengambil langkah serupa dalam melindungi bumi kita yang berharga ini. (**)

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru