Sabtu, 19 April 2025

Makna Positif dari Resesi Ekonomi

Redaksi - Rabu, 04 November 2020 10:01 WIB
739 view
Makna Positif dari Resesi Ekonomi
123RF.COM/ELNUR AMIKISHIYEV
Ilustrasi resesi 
Beberapa hari lagi kita sudah mengetahui kondisi pasti ekonomi kita yang disebut-sebut bakal masuk ke jurang resesi.
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III 2020 minus lebih dari 3 persen. Jika prediksi itu tepat, maka Indonesia akan masuk ke jurang resesi ekonomi tahun ini.

Dalam ilmu ekonomi, suatu negara dapat disebut resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal II 2020 lalu, ekonomi Indonesia tercatat minus 5,32 persen.

Namun untungnya, masih prediksi, pertumbuhan ekonomi kita di kuartal II lebih baik dari kuartal I. Bila kita mampu bisa berbuat lebih baik dan bekerja keras lagi, kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi kita tahun 2021 bakal lebih baik lagi dari tahun ini.
Prediksi kuat ini juga bisa dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata dunia yang menurun tajam. Indonesia termasuk dikatagorikan cukup baik dibandingkan negara-negara lain.

Sementara itu, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal III/2020 bakal terkontraksi menjadi -2,8% hingga -3,9%.

Menurut analisis LPEM yang dipublikasikan, Indonesia yang mengalami resesi seharusnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Menurutnya, pemerintah dan masyarakat lebih baik fokus pada penanganan krisis kesehatan.

"Bila krisis kesehatan telah ditangani dan strategi pemulihan melalui stimulus moneter dan fiskal telah dilaksanakan secara efektif, kami memperkirakan pertumbuhan PDB akan kembali ke level positif,” sebut LPEM dalam laporan Indonesia Economic Outlook 2021, Selasa (3/11/2020).

LPEM memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini berada pada kisaran -2,2% hingga -0,9%. Tahun depan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh positif pada kisaran 4,7% hingga 5,5%.

Menurut LPEM, fokus dan implementasi penanganan pandemi Covid-19 akan memiliki peran penting dalam menentukan geliat ekonomi Indonesia pada akhir tahun dan 2021. Oleh karena itu, penanganan kesehatan harus dilakukan secara efektif.

Paparan lembaga yang dikenal valid ini sebaiknya tidak hanya dicermati, tetapi juga dilaksanakan, sehingga keinginan untuk lebih baik lagi tahun depan bisa tercapai. Misalnya dengan fokus menangani krisis kesehatan akibat Covid-19, karena akibat pandemi inilah ekonomi dunia terpuruk.

Penanganan kasus Covid-19 harus tetap serius dan tidak boleh kendur. Sebab tanda-tanda mengendurnya perhatian terhadap pandemi semakin jelas seiring longgarnya pelaksanaan protokol kesehatan di masyarakat. Upaya pemulihan ekonomi sangat perlu, tetapi tidak juga harus mengendurkan protokol kesehatan.

Kebijakan-kebijakan pemerintah pusat untuk menurunkan kasus pandemi dan penanganan pemulihan ekonomi juga harus diikuti pemerintah daerah, sehingga pelaksanaannya bisa selaras dan terpadu. Tidak berjalan sendiri-sendiri sesuai kehendak hati atau karena terkait politis. Demi bangsa, tanggalkan kepentingan pribadi dan kelompok.

Pendapat lembaga-lembaga yang kredibel seperti LPEM sebaiknya juga disosialisasikan agar masyarakat paham tentang ekonomi makro, sehingga kesadaran tentang pemulihan kesehatan dan ekonomi benar-benar bisa terwujud. Dengan kesadaran, tentunya semua akan lebih mudah.

Kita tidak bisa lagi mengelak untuk tidak resesi. Tetapi kondisi resesi bukan berarti habis. Dengan pemahaman yang cukup dan pikiran positif, kita tidak perlu khawatir. Justru menjadikannya sebagai langkah awal untuk mengembangkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik dari tahun-tahun lalu. Dari titik nol, kita terus belajar dan sadar bahwa perekonomian harus dibangun dari bawah melibatkan semua unsur masyarakat. (***)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru