Medan (SIB)-
Memeringati ulang tahun ke-68 Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) dengan tuan rumah PWKI Medan — pimpinan Pj Debbie Rattu dan sekretaris Susi Merry Junita Sinaga SS — pada Jumat, (14/3/2014), digelar ragam lomba. Di antaranya adalah Lomba Membuat Nasi Tumpeng. Tetapi, “Tak sekadar lezat namun harus yang sehat,†ujar ketua dewan juri Ny Asma Bambang Br Purba yang anggota Majelis GPIB Immanuel Medan.
Peserta yang diperkenankan ikut adalah utusan PWKI kecamatan se-Medan dan daerah kabupaten kota se-Sumut termasuk PWKI Sumut. Alasan tumpeng lezat tapi harus sehat mengingat dewasa ini begitu banyak radikal bebas jahat dalam kuliner dan perbuatan ‘nakal’ si pembuat. “Selain itu, nasi tumpeng itu ada filosofinya. Dalam tradisi Jawa, nasi tumpeng untuk ulang tahun itu kerap diwarnai kuning sebagai makna rezeki dan kesehatan,†tandas perempuan yang paham tradisi Jawa dari keluarga suaminya sambil mengatakan nasi kuning cenderung untuk acara seperti selamatan.
Hal tersebut dibenarkan pemenang kegiatan yakni Ny Andriana Panjaitan dari Ancab PWKI Medan Baru dan Kartini Simanjuntak dari Ancab PWKI Medan Timur serta Rosana Tobing - Margaretha Simanjuntak dari Ancab PWKI Medan Tembung. Berikut bahan-bahan dan juga cara membuat resep nasi kuning tersebut sesuai hasil resep para jawara dalam kegiatan yang dihibur Bunthora Situmorang, Nai Malvinas dan lainnya tersebut. Dalam lomba, seluruh bahan tidak boleh lebih dari Rp200 ribu.
Bahan bahan yang digunakan: 750 gr beras cuci bersih, 100 gr beras ketan rendam selama 30 menit dan tiriskan, 10 cm kunyit tua diparut dan peras airnya, 1250 ml santan, dari 1 butir kelapa, 2 batang serai untuk memarkan, 2 lembar daun pandan suwir-suwir, ikat, 5 lembar daun jeruk, 2 sdt garam, 1 sdm air jeruk, Cara membuat atau memasak resep nasi kuning:
Siapkanlah cetakan untuk mencetak nasi kuning tersebut, jika ingin menjadikan nasi kuning menjadi nasi tumpeng, maka dapat menggunakan cetakan tumpeng. Jika ingin nasi putih, tidak sertakan kunyit.
Siapkan beras yang terdiri dari beras ketan dan juga beras biasa, campurkan dan ratakan, setelah itu kukuslah hingga beras dan ketan tersebut setengah matang atau menjadi aronan. Tambahkan air kunyit dan daun salam sehingga akan membuat aroma yang khas.
Kukus kembali yang telah berwarna kuning tersebut hingga matang. Selagi hangat maka Anda dapat langsung mencetaknya. Setelah nasi kuning tersebut sedikit mendingin, maka anda dapat mengangkat cetakannya dan menghidangkannya dalam wadah tertentu. Setelah itu anda data menghiasnya dengan beberapa bahan lainnya.
Bersamaan dengan itu lengkapi menu lain misalnya urap, sambal teri dan telur atau ikan asin tepung. Untuk membuat kesegaran, dimungkinkan menyertakan daun kemangi bagi yang sedang melalap daun-daun segar. Hiasan lain dapat dibuat dari tomat, mentimun dan buah segar yang dapat dilahap.
Susi Merry Junita Sinaga SS mengatakan kegiatan dimaksudkan memberi ajaran dan didikan serta pelestarian serta mematangkan keterampilan perempuan, khususnya keluarga besar PWKI. “Sesuai tekad bersama, PWKI sebagai kawah candra dimuka perempuan Kristen menambah ilmu,†tandas kader Partai Golkar Medan yang juga Sekretaris Women Sumatera Foundation tersebut.
Kegiatan pun diparesiasi Anton Sihite yang datang dari Jakarta untuk menikmati hiburan segar dan kuliner buatan perempuan PWKI. Menurutnya, sudah seharusnya perempuan memikirkan dan mendukung kemajuan kaumnya melalui kegiatan bermanfaat. “Ada juga kesenian tradisi yang dikaitkan dengan pengetengahan keterampilan wanita. Ini baik sekali,†ujar pria yang datang ke Medan mewakili Staf Ahli Menko Kesra Ir Leo Nababan tersebut. (r9/c)
Simak juga berita lainnya di Harian Umum Sinar Indonesia Baru
(SIB) edisi 16 Maret 2014. Atau akses melalui
http://epaper.hariansib.co/ yang di up-date setiap pukul 13.00 WIB.