Minggu, 24 November 2024

Kontes Kecantikan Wanita Buatan Pertama di Dunia Menuai Pro Kontra

Redaksi - Minggu, 09 Juni 2024 11:54 WIB
1.818 view
Kontes Kecantikan Wanita Buatan Pertama di Dunia Menuai Pro Kontra
Foto Dok/Instagram @kenza.layli
MISS AIL Kenza Layli salah satu peserta dalam Miss AI. Ia digambarkan berhijab dan berasal dari Maroko.
Kontes kecantikan kecerdasan buatan pertama di dunia telah diluncurkan The Fanvue World AI Creator Awards (WAICA) dengan sejumlah peserta dari dunia model dan influencer yang dihasilkan oleh teknologi Artificial Intelligence (AI). Kegiatan itu memperebutkan USD20 ribu atau Rp325 juta sebagai hadiahnya dan akan berakhir dengan tiga juara utama pada akhir Juni.


Dikutip dari Euronews, Rabu (5/6, peserta kontes Fanvue Miss AI ini akan dinilai berdasarkan tiga kategori. Pertama, penampilan seperti aspek klasik kecantikan, ketenangan, dan jawaban unik untuk serangkaian pertanyaan.


Kedua, aspek keterampilan dan penerapan AI yang digunakan, termasuk penggunaan petunjuk dan detail visual di bagian tangan dan mata. Terakhir, para model juga mesti berpengaruh dalam sosial media yang dilihat dari jumlah keterlibatan mereka dengan penggemar, pertumbuhan fans, dan pemanfaatan kanal sosial media lain.

Baca Juga:

Salah satu pendiri konten kecantikan ini, Will Monanage, berharap acara ini akan menjadi Oscar bagi para kreator AI. Ia mengatakan bahwa dunia konten kreator adalah tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi saat ini.


"Terdapat pertumbuhan eksponensial dalam jumlah kreator AI yang memasuki dunia ini, mengembangkan basis penggemarnya, dan memonetisasi konten," ucapnya

Baca Juga:

Para wanita buatan ini harus mengirimkan video mereka dengan menjawab serangkaian pertanyaan. Salah satunya adalah "Apa impianmu untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik?"


Mereka yang ikut dalam kontes Fanveu Miss AI akan dikelompokkan menjadi sepuluh besar sebelum tiga kontestan pemenang akhir diumumkan pada acara penghargaan virtual nantinya. Pemenang utama akan mendapatkan uang tunai USD5.000 atau setara dengan Rp81 juta dan program mentoring untuk si pencipta dengan harga sampai Rp50 juta.

Panel Juri Campuran AI dan Manusia
Sejarawan kontes kecantikan Inggris, Sally-Ann Fawcett adalah bagian dari panel juri dan merupakan salah satu dari dua juri manusia yang akan menilai para kontestan buatan tersebut. Selain Fawcett, ada model AI Emily Pelligrini yang pernah viral tahun lalu setelah pesepakbola dan selebritis lainnya menulis surat kepadanya karena yakin dia adalah manusia asli.


Berikutnya, Aitana Lopez, model Spanyol AI berambut merah muda yang menghasilkan hingga 10 ribu euro atau Rp177 juta sebulan untuk kreatornya dengan menjadi model untuk pakaian bermerek. Fawcett mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Daily Mail bahwa, sebagai satu-satunya sejarawan fashion show di dunia, ia sangat tertarik untuk terlibat dalam penghargaan yang terasa sangat futuristik seperti Miss AI satu ini.


"Menariknya, ada banyak kesamaan antara kontestan kontes kecantikan di kehidupan nyata dan model AI dan cara mereka berinteraksi dengan penontonnya," tambah Fawcett.


Di tengah kekhawatiran bahwa AI mengancam keamanan kerja dan profesi artistik, perpindahan ke dalam industri kontes kecantikan ini sepertinya telah dilakukan oleh pihak penyelenggara. "Mengingat kontes kecantikan sesungguhnya dikritik karena tidak memanusiakan perempuan, mari kita hindari hal tersebut dengan memiliki kontestan yang tidak memanusiakan perempuan, yaitu dengan menggunakan yang bukan manusia sejak awal!" kata Fawcett.


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru