Gelar crazy rich bukan hanya milik para pria sukses. Tiga wanita ini pun mendapat julukan crazy rich karena kekayaannya yang tak main-main mencapai triliunan rupiah.
Para wanita yang mendapatkan gelar crazy rich ini bisa mencapai kesuksesan dengan kerja keras. Berikut kisah inspiratif tiga crazy rich wanita:
Chen Ailian
Chen Ailian berasal dari kota kecil di China. Wanita ini selalu hidup dengan sederhana dan jauh dari kata kemewahan. Dilansir dari Automotive News, Ailian dulunya merupakan sosok pekerja keras. Bahkan, ia pernah menjadi seorang sopir traktor dan menjalaninya dengan sepenuh hati.
Memasuki tahun 1994, Ailian memberanikan diri banting setir menjadi pebisnis. Berhubung tak punya modal, ia meminjam uang di bank lokal. Dari uang seadanya tersebut, Ailian pun memulai bisnis pembuatan roda untuk sepedamotor.
Yang namanya merintis bisnis, kesulitan tentunya selalu menghampiri. Ailian pun mengaku alami masa-masa tersebut dengan sabar. Walau begitu, ia tak pernah merasa takut untuk berinovasi.
Ailian mulai berinovasi memproduksi velg aluminium. Dengan kegigihannya, perusahaan Zhejiang Wanfeng Auto Wheel yang kini dipimpinnya menjadi produsen velg aluminium terbesar di China, lho. Wow!
Tak sampai di situ, inovasi dengan inovasi terus ia ciptakan dan membuatnya makin sukses. Dengan semakin besarnya bisnis tersebut, Ailian berhasil mengokohkan namanya sebagai pimpinan sukses dari Zhejiang Wanfeng Auto Wheel.
Kesuksesan bisnis wanita ini pun berbanding lurus dengan harta kekayaan yang semakin banyak. Mengutip Forbes, saat berusia 62 tahun, Ailian masuk dalam daftar China Rich List versi Forbes 2019, dengan harta kekayaan mencapai US$1 miliar (Rp14,6 triliun).
Perjuangan tersebut tentunya menjadi bukti kegigihan ya. Mulai dari seorang sopir traktor, Ailian tak menyangka ia bakal bisa menjadi orang terkaya di negeri kelahirannya sendiri.
Delta Hesti
Nama Delta Hesti mencuri banyak perhatian sejak video dirinya dan sang suami, Tom Liwafa melakukan aksi sosial viral, Bunda. Dalam kegiatan positif tersebut, keduanya membagikan bahan makanan dan uang bagi yang membutuhkan. Dengan kedermawanan, mereka pun disebut sebagai crazy rich Surabaya.
Di balik kesuksesan dan kekayaan berlimpah tersebut, terdapat perjuangan yang keras yang dilalui Delta Hesti. Sebelumnya, ia hanya lulusan SD dan menjadi pengusaha sukses dengan banyak bidang bisnis dan penjualan online.
Wanita yang akrab disapa Hesti ini mengaku ia mulai membangun bisnis ketika dirinya masih berpacaran dengan Tom Liwafa pada 2010. Ia mencoba berjualan barang seperti baju, tas dan sepatu second.
"Jadi awal mula untuk membangun bisnis ini kan kita awal mula pacaran dari 2010, di akhir 2010 mencoba jualan second hand. Kita dulu pernah jualan baju-baju vintage, terus tas vintage, sepatu terus belinya ada di Pasar Gembong, Surabaya dan belum fokus," cerita Hesti.
Hingga pada akhirnya, ada momen saat Hesti di-PHK karena perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Ia pun memberanikan diri untuk fokus usaha bersama pacar, yang kini menjadi suaminya.
Kala itu, Hesti mengungkapkan dirinya tidak memiliki kemampuan dasar untuk berdagang. Apalagi karena keluarganya juga tidak ada yang pernah menjalankan bisnis.
"Dan itu prosesnya sangat sulit sekali. Cuma alhamdulilah mas Tom sudah berangkat duluan otomatis diajarin tiap hari," ujarnya.
Ibu dua anak ini kemudian memanfaatkan teknologi dan menjalankan bisnisnya secara online, Bunda. Selain menjual barang-barang preloved, Hesti pun beralih untuk menjual sepatu dan tas industri rumahan dengan online yang diberi nama @handmadeshoesby.
Enggak sampai di sana, ia terus mengembangkan usaha dan melebarkan sayap bisnisnya. Kini, ia juga berkecimpung di bidang interior, makanan, event dan yang akan segera diluncurkan adalah bisnis di bidang kecantikan.
"Di awal 2011 belum ada atau jarang yang namanya online shop jadi kita menang di awal. Kita mainnya lewat Kaskus, lewat Facebook kayak gitu. Dari situ karena secondhand barangnya enggak nentu ada atau tidak saya beralih ke sepatu. Dengan berjalannya waktu makin besar alhamdulilah," jelas Hesti.
Lebih lanjut, Hesti juga menceritakan bagaimana awal mula dirinya terjun di dunia bisnis. Ia mengakui orangtuanya mempunyai utang ratusan juta dan kondisinya tidak memungkinkan ketika ia harus bekerja di perusahaan orang.
"Sampai ibu saya merantau ke Manado, bapak ke Papua, adik saya juga ke Manado sebagai pembantu. Nah saya memberanikan diri untuk tetap di Surabaya untuk tetap survive, karena saya merasa di dalam saya ada potensi besar. Saya nggak mau jadi pembantu karena sebelumnya udah pernah jadi pembantu," ujar Hesti.
Hesti pun menambahkan ia hanya lulusan sekolah dasar dan tak bisa melanjutkan pendidikan karena tak ada biaya. Sejak berusia 12 tahun, Hesti sudah melakukan berbagai pekerjaan mulai dari menjadi penyanyi jalanan hingga cleaning service.
"Saya bilang sama ibu 'yaudah lah bu saya putus sekolah saja nggak apa'. Cuma keadaannya kalau belum 17 tahun itu kan nggak bisa kerja nah itu saya kerjanya di yayasan, karena masih di bawah umur gaji saya waktu itu 300 ribu, bikin handicraft. Setelah itu beralih ke cleaning service di Dinas Pendidikan," tambahnya.
Kerja keras dan semangat juang Hesti dapat menjadi pelajaran. Karena dengan pengalaman tersebut, ia dan suaminya bisa berhasil sesukses seperti saat ini.
"Kita kalau ngomongin susah sudah pasti susah. Ketika kita dilahirkan dari seorang tunawisma atau orang nggak punya, itu sudah pasti takdir, nggak perlu nyalahin. Cuma kita menjadi sukses itu adalah pilihan, dan pilihan saya itu adalah sukses," ungkapnya.
Shandy Purnamasari
Shandy Purnamasari merupakan wanita yang viral karena membagikan nasi bungkus dan kerupuk sambil mobil Ferrari. Ternyata, dia berasal dari Surabaya yang disebut sebagai Crazy Rich Surabaya.
Belum lama ini, Shandy bersama sang suami, Gilang, menceritakan kisah suksesnya sebagai pengusaha dan pemilik kosmetik terkenal MS Glow pada Luna Maya.
Sebagaimana yang diceritakannya, keduanya pertama menjajal bisnis perawatan kulit dari media sosial Instagram. Kala itu, banyak pengguna Instagram belum menggunakan platform ini untuk berdagang.
"Pertamanya sekitar tahun 2012-2013, Instagram baru banget, banyak yang memanfaatkan Instagram untuk pribadi. Tapi waktu itu karena aku enggak ngapa-ngapain, jadi aku manfaatkan medsos buat jualan skincare. (Waktu itu) sih jualin produk orang," kata Shandy dalam YouTube Luna Maya.
Nah, karena saat itu belum banyak penjual memanfaatkan platform online dan tak banyak pesaing, maka usaha Shandy jadi laku pesat. Selain itu, Shandy juga mengatakan dulu, dirinyalah yang mengemas barang dagangan sambil dibantu suami yang sebelumnya bekerja sebagai pegawai bank.
"Jadi dahulu aku mengemas sendiri, bisa sekarung sampai dua karung. Aku pakai mobil sendiri, nganterin ke tempat ekspedisi sendiri karena enggak punya karyawan," ujar Shandy.
Saat ditanya tentang tips agar sukses, Shandy dan Gilang mengatakan yang penting adalah kerja keras. Selain itu, kita juga harus adaptif dengan perubahan, kreatif, serta inovatif.
"Kita jadi pengusaha enggak bisa yang idealis. Jadi kita harus adaptif karena kita punya karyawan juga. Kita harus mikirin, kita harus menghidupi karyawan kita walaupun dalam keadaan seperti ini," tutur Shandy. (Wolipop/f)
Sumber
: Hariansib edisi cetak