Jumat, 22 November 2024

10 Sosok Wanita Jadi Perbincangan di 2020, Ada Hakim AS Keturunan Indonesia

Redaksi - Minggu, 10 Januari 2021 12:08 WIB
371 view
10 Sosok Wanita Jadi Perbincangan di 2020, Ada Hakim AS Keturunan Indonesia
FACEBOOK/@marissaforjudge
Marissa Hutabarat
Hingga kini dunia politik masih didominasi oleh para pria. Wanita yang terjun jadi politikus atau pejabat pemerintah pun tak jarang menjadi perhatian. Tentu tak hanya soal penampilan atau kontroversi, mereka yang terbukti tanggap mengatasi permasalahan pun mendapat apresiasi dari masyarakat. Sepanjang 2020, berikut sembilan politikus dan pejabat wanita yang menarik perhatian dan jadi perbincangan tahun ini.

1. Marissa Hutabarat, Hakim Keturunan Indonesia Pertama di AS
Seorang wanita keturunan Indonesia baru saja terpilih sebagai hakim pengadilan perdata di Amerika Serikat. Adalah Marissa Hutabarat yang memenangkan pemilu New Orleans,Louisinana pada Agustus lalu dan kini menjadi hakim keturunan Indonesia pertama. Bisa ditebak dari namanya, Marissa punya ayah dari suku Batak. Keluarganya sudah lama tinggal di Amerika di mana ia bercita-cita untuk melayani publik dan bertekad menjadi hakim.

Di Amerika Serikat, hakim pengadilan perdata dipilih oleh rakyat melalui pemilu lokal. Marissa pun mencuri hati masyarakat setempat dan media dengan kampanyenya di mana ia berjanji memperbaiki sistem pengadilan untuk orang-orang yang tidak punya akses pada keadilan. Marissa juga mendapat perhatian dari sesama diaspora Indonesia karena punya nama belakangan yang khas.

2. Nanaia Mahuta, Wanita Bertato di Dagu Jadi Menlu Selandia Baru
Perombakan kabinet Jacinda Ardern beberapa waktu lalu mendapat perhatian lebih karena keberagaman mereka yang terpilih Jacinda. Selain ada wakil perdana menteri gay pertama, wanita tersebut juga menunjuk Nanaia Mahuta yang merupakan seorang wanita dari suku Maori.

Terpilihnya Nanaia Mahuta sebagai Menlu baru Selandia Baru adalah sebuah dobrakan. Politisi tersebut adalah wanita pertama yang terpilih sebagai Menteri Luar Negeri. Ia pun merupakan keturunan suku Maori pertama yang menduduki posisi tersebut.

3. Sarah McBride, Senat Transgender Pertama Amerika Serikat
Belakangan cukup banyak transgender dari seluruh dunia yang terjun ke dunia politik, salah satunya Sarah McBride. Sarah McBride menang pemilu di negara bagian Delaware dan resmi menjadi transgender pertama yang terpilih sebagai senator Amerika Serikat.
Ia mencetak sejarah sebagai transgender terbuka pertama yang memiliki posisi tertinggi dalam politik AS. Sebelum resmi ditunjuk jadi senat, Sarah berharap jika ia bisa menginspirasi sesama anak-anak transgender.

4. Petra De Sutter, Transgender Pertama yang Jadi Wakil Perdana Menteri
Sedangkan di Belgia, seorang transgender pertama dilantik sebagai wakil perdana menteri. Adalah Petra De Sutter, seorang politikus yang juga profesor ginekologi tersebut. Ia adalah perdana menteri dan pejabat negara dengan tingkat tertinggi di Eropa yang merupakan seorang transgender.

5. PM Finlandia Pakai Blazer Seksi yang Jadi Kontroversi
Tahun ini Sanna Marin sering diperbincangkan. Selain karena prestasi dalam mengurus negara termasuk ketika menangani Corona, ia juga mencuri perhatian ketika menikah dengan pasangannya yang sudah tinggal bersama selama 16 tahun. Tak lama kemudian Sanna juga menarik atensi ketika pakai blazer seksi untuk sebuah pemotretan majalah.

6. Kanselir Jerman Angela Merkel dalam Menangani Corona
Para pemimpin wanita menunjukkan keandalan mereka dalam menghadapi krisis karena pandemi Corona, termasuk Angela Merkel. Dilansir Forbes, sejak awal Angela sudah serius dalam menanggapi wabah ini. Segera melakukan tes secara meluas hingga melakukan lockdown, kini Jerman menjadi negara dengan angka pasien Corona yang mengalami penurunan.

7. Jacinda Ardern, PM Selandia Baru dalam Menangani Corona
Keandalan pemimpin wanita juga ditunjukkan oleh Jacinda Ardern yang menerapkan lockdown sejak awal kasus berkembang. Hal itu sudah dilakukan ketika hanya enam orang terinfeksi virus Corona. Tak hanya itu, Selandia Baru juga langsung melarang masuknya orang asing dan menunjukkan transparansi dalam penanganannya. Ketika banyak negara baru melakukan karantina, warga Selandia Baru pun bisa kembali ke kehidupan normal.

8. Katrin Jakobsdóttir, PM Islandia dalam Menangani Corona
Islandia juga menjadi negara yang minim pasien Corona. Di bawah pemerintahan Jakobsdóttir, Islandia menawarkan tes COVID-19 gratis untuk semua warganya yang tentunya menjadi salah satu kunci kesuksesan penekanan angka Corona. Sedangkan beberapa negara lain membatasi hanya yang menunjukkan gejala. Mereka pun tidak menerapkan lockdown atau menutup sekolah.

9. Erna Solberg, PM Norwegia dalam Menangani Corona
Sementara Perdana Menteri Norwegia melakukan cara inovatif dan pendekatan khas wanita untuk mengatasi virus Corona. Yaitu dengan berbicara kepada anak-anak kecil di negaranya mengenai virus tersebut. Solberg menerima pertanyaan dari mereka dan menjelaskan dengan cara yang dimengerti hingga menjelaskan mengapa tidak apa-apa untuk merasa takut.

10. Tsai Ing Wen, Presiden Taiwan dalam Menangani Corona
Taiwan adalah salah satu negara awal yang tertular virus Corona. Terlebih Taiwan memang jaraknya dekat dengan China, tempat kasus Covid-19 pertama kali merebak. Namun tidak banyak korban meninggal karena virus tersebut. Langkah cepat dari Tsai Ing Wen pun dianggap tepat. Yakni dengan melakukan 124 macam langkah untuk pencegahan tanpa harus lockdown. Kini Taiwan pun mengirim masker ke Amerika dan Eropa sebagai bentuk bantuan. (Wolipop/c)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru