Hong Kong (SIB)- Perkembangan dunia fashion di Indonesia membawa daya tarik tersendiri bagi desainer Hong Kong, Mountain Yam. Meski baru pertama kali datang ke Indonesia, menjadi pembicara di talkshow pameran dagang Hong Kong beberapa waktu lalu, Yam menunjukkan ketertarikannya memulai bisnis fashion di Indonesia sekaligus mengintip keunikan fashion dari negeri Nusantara.
Desainer berusia 33 tahun ini melihat besarnya peluang bisnis fashion di Indonesia. Pemilik perusahaan My Fashion Design Company ini menyebut Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi sasaran bisnisnya. “Target pertama saya ingin mengembangkan pasar ke China. Setelah itu baru berencana mengembangkan ke negara lain seperti Indonesia, Taiwan, Singapura, dan yang lain,†ungkapnya melalui siaran pers yang dipublikasi Kompas.Com, Jumat, (4/4).
Baginya bisnis fashion di Indonesia berpotensi besar. Mode dan busana adalah bisnis yang sangat berkembang di dunia, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia. “Saya sangat tertarik, saya coba akan mempelajari bagaimana prospek di sini, mendapatkan feel-nya, dan mungkin menyiapkan beberapa persiapan kemungkinan berbisnis di sini, mungkin saja,†katanya.
Yam memiliki dua label busana yang telah memasuki pasar Paris dan Belanda. Ia merancang adibusana (haute couture) dengan label Mountain Yam, juga label siap pakai 112 mountainyam untuk memenuhi kebutuhan kalangan profesional muda yang menjadi sasaran utama karya busananya. “Desain saya lebih banyak untuk perempuan yang feminin ataupun sedikit maskulin. Kekuatan saya adalah desain dengan motif natural atau elemen alam seperti hutan,†katanya sambil mengatakan dalam merancang busana, terutama lini siap pakai, Mountain menaruh perhatian pada kebutuhan wanita karier yang menurutnya independen serta memiliki pandangan sendiri. Garis rancang Mountain pun pada akhirnya tak terlepas dari pandangannya mengenai wanita karier.
Untuk busana siap pakai pada rancangannya, Mountain seakan ingin memberikan penegasan bahwa pengguna busana hasil karyanya adalah wanita yang paham siapa dirinya, mandiri, dan berani tampil tak biasa.
Mengincar Indonesia dalam bisnis modenya, bukan tidak mungkin Yam akan memasukkan unsur Indonesia dalam rancangan-rancangannya.
Menurutnya bahan etnik khas Indonesia seperti batik atau sarung songket memungkinkan dikembangkan dalam rancangan busananya. “Saya rasa fashion di Indonesia sangat menarik, saya memang tidak mengenal banyak desainer Indonesia. Fashion di Indonesia banyak memadukan unsur modern dan tradisional yang saya tahu. Mungkin saja saya mengombinasikan desain saya dengan bahan tradisional Indonesia, mengapa tidak?â€
Keunikan fashion Indonesia, kata Yam, bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pasar Hong Kong. Dia percaya kreasi mode dari Indonesia, salah satunya dengan memanfaatkan banyak pernik yang tidak biasa, memiliki potensi untuk berkembang di negara lain seperti Hong Kong. “Mungkin saja fashion Indonesia memasuki pasar Hong Kong karena Hong Kong merupakan salah satu pasar yang bagus. Kreasi Indonesia sangat menarik!â€
(T/R9/ r)