Jumat, 22 November 2024

Pengandalan Teknologi Dapat Hilangkan Jiwa Sosial

Redaksi - Minggu, 23 Agustus 2020 21:25 WIB
732 view
Pengandalan Teknologi Dapat Hilangkan Jiwa Sosial
Foto.Dok
Mandalasah Turnip - Amirsyam 
Medan (SIB)
Mandalasah Turnip mengatakan, pembelajaran jarak jauh yang mengandalkan teknologi satu keharusan tapi tidak dapat diharapkan membentuk karakter generasi muda. Sebaliknya, mengandalkan teknologi untuk menambah kepintaran adalah keniscayaan tapi harus diikuti ajaran moral dan sosial religi. “Teknologi dapat menghilangkan jiwa sosial. Antisipasinya, orangtua atau wali, pembimbing termasuk guru, harus tetap melakukan pembelajaran face to face pada siswa,” tegas pengurus Punguan Pomparan Raja Turnip Dohot Boruna Se-Indonesia tersebut di Medan, Jumat (21/8) saat memberi masukan pada panitia Dialog Publik ‘Pendidikan dan Pembelajaran di Masa Pandemi’ yang diadakan MedDelegasi - Pusat Studi Pendidikan Rakyat (Pusdikra) Sumatera Utara (SU).

Ia memastikan, manusia membutuhkan pengetahuan yang mengasah otak atau knowledge, tapi kebutuhan jiwa, seperti bergaul dan berkomunikasi sebagai keharusan. “Jangan timpang. PJJ satu keharusan tapi harus pula diikuti sentuhan sosial yang mencakup religi dan moral,” tegas pria yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gabungan Pengusaha Kontraktor Indonesia (Gabpkin) SU.

Ia menegaskan, perkembangan jiwa menjadi satu hal penting menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Menurutnya, jika anak terus di rumah karena harus PJJ, maka sosialisasi sosialnya menjadi terganggu. Hal itu dikarenakan kendala psikologis sebab tidak bisa berkomunikasi dengan yang lain sebagaimana di sekolah tutup. “Antisipasi jangan terus semangat dan jiwa sosial tergerus, harus dikombinasikan. Pembimbing atau guru harus kreatif misalnya mengadakan kelas seperti konvensional dengan ragam kreativitas. Misalnya selokal dibatasi hanya separo dari jumlah biasanya. Atau pembelajaran di tempat terbuka tapi harus tetap mengindahkan protokol kesehatan,” usulnya.

Dasar pertimbangan itu membuat Mandalasah Turnip minta pada otoritas tetap membuka sekolah tapi dengan peraturan-peraturan ketat dalam pengawasan yang rigid. “Pihak sekolah harus kreatif dan mengenyampingkan unsur komersial dalam pelaksanaan belajar di masa pandemi Covid-19,” pintanya.

Akan halnya diskusi publik bertema ‘Pendidikan dan Pembelajaran di Masa Pandemi’ yang melibatkan ragam unsur, dimaksudkan untuk membuka wawasan semua pihak agar sama-sama bertanggung jawab dalam menciptakan manusia Indonesia seutuhnya.

Ketua Panitia Amirsyam melaporkan, diskusi diadakan pada 24 Agustus 2020 di Hotel Madani Medan menghadirkan praktisi dan tokoh pendidikan DR Mardianto MPd yang Sekretaris Senat Universitas UIN SU, Adlan SPd MM yang Kadis Pendidikan Medan, Alfian Hutauruk MPd (Sekdis Pendidikan Sumut), H Aulia Rahman SE (Ketua Komisi II DPRD Medan), Mansyur Hidayat Pasaribu MPd (Direktur Pusdikra Sumut) dengan masukan dari peneliti senior LIPI Dr Arjon Turnip. (R10/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru