Medan (SIB)
Pandemi Covid - 19 yang mewabah membuat sejumlah agenda berubah. Meski demikian, milenial harus tetap berprestasi. Dua di antaranya adalah Annesley Aruan dan Luisa Oktaviana Turnip.
Annesley menutup pendidikan di SMAN 1 Medan dengan prestasi berada di dua besar. Prestasi yang terjaga sejak di bangku SMP. Hal serupa diukir Luisa di SMA St Thomas 1 Medan. Bahkan, hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru, cewek kelahiran Pematangsiantar pada 8 Oktober 2002 itu masuk di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung.
Langkah Luisa mengikuti abang dan kakaknya. Abangnya, Alexius Turnip studi di Fakultas Hukum USU dan kakaknya, Gabrie Br Turnip di tempat yang sama. “Luisa berhasil dengan lompatannya,†cerita Ir Mandalasah Turnip, orangtua Luisa, di Medan, Kamis (9/4).
Tidak ada resep khusus bagi Luisa untuk mengukir prestasi selain fokus belajar. Di jeda menimba ilmu, ia tetap menjalani hobinya yang membaca novel.
Terlahir sebagai putri bungsu tiga bersaudara paangan Mandalasah Turnip - Conny Sagala SH MH yang menjabat kepala kejaksaan negeri di daerah Sumatera Bagian Selatan. Tidak berada dalam bimbingan mamanya justru semakin memacu semangat belajar dan memosisikan diri sebagai yang terbaik.
Luisa menimba ilmu di TK Antonius Pasar Merah melanjut ke SD Methodist 1 dan melanjut ke SMP St Thomas 1 Medan. Semua dilalui begitu saja tanpa target muluk-muluk tapi tetap harus menjadi yang terbaik. “Orangtua membimbing, mengarahkan sesuai bakat dan kemampuan. Soal hasil, tiada hasil yang mengkhianati usaha,†ujar Mandalasah Turnip.
“Doa-doa dan harapan orangtua menggenapi ikhtias anak-anak hingga mendapatkan hasil terbaik,†tutupnya.
Hal serupa dilalui Annesley Aruan. Dengan beragam ekstrakurikuler, putri bungsu pasangan Capt Tagor Aruan - Mutiara Br Sitinjak menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 Medan dengan posisi terbaik. Ia berada di dua besar.
Bercita-cita menjadi taruni kepolisian, cewek kelahiran Medan, 20 Januari 2003 tersebut fokus pada bagaimana membentuk pribadi yang sesuai dengan keinginannya. Ia tidak menaruh perhatian pada bidang lain yang membuat fokus perhatian bercabang. Apalagi sesuai test psikologi dan kemampuan akademi plus fisik, Annesley sesuai dengan pilihannya.
Sejak duduk di SD Methodist 8 Medan dan melanjut ke SMP Advent 2 Jalan Dr Mansyur Medan, punya ragam kegiatan di luar sekolah. Bahkan di tengah semakin banyak tugas pelajaran sebagai siswi SMAN 1 Medan tetap aktif dalam bidang humaniora.
Annesley tercatat sebagai Pembina Pramuka. Di sekolahnya menjadi bagian dari Pasukan Pengibar Bendera (Paskib) dan bagian dari Pusat Kerohanian. Di gerejanya menjadi anggota Tim Musik Gereja Advent dan personel Paduan Suara Remaja Advent.
Orantuanya sempat mengusulkan padanya untuk mengurangi kegiatan karena khawatir jadi memaksakan diri tapi ditolaknya.
“Faktanya ya itu... semua dapat diikutinya dengan baik, jauh dari rasa tidak memuaskan,†cerita Capt Tagor Aruan di Medan, Jumat (10/4).
Meski menargetkan capaian sesuai cita-cita, Annesley terus menyosialisasikan diri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan lingkungan sosial. “Yang membahagiakan orangtua, Annesley tetap menjalankan fungsi sosialnya, baik di lingkungan gereja, sekolah dan rumah,†nilai Capt Tagor Aruan.
Disebabkan penyebaran virus corona, sejumlah agenda yang meskinya dilalui Annesley berubah. Misalnya, jadwal seleksi belum pasti. “Annesley tidak patah semangat. Justru penundaan dijadikan momen untuk semakin banyak latiahn dan belajar,†tambahnya.
Pria yang menghabiskan sebagian besar usianya itu pun tidak memasang target pada putrinya tapi sampai batas membimbing dan mengarahkan. Misalnya, dalam fase pertumbuhan, asupan gizi harus dijaga dengan acuan memenuhi unsur kesehatan.
Menggenapi semua usaha, doa-doa orangtua mengiringi langkah putrinya. (T/R10/c)