Deliserdang (SIB)
Pandemi corona melahirkan kebijakan-kebijakan yang semakin merekatkan hubungan individual. Mulai dari social distancing, psysical distancing dan kebijakan work from home dan atau work for home (WFH). Dalam posisi seperti itu, orangtua harus menjadi motivator sebagai sumbu kekuatan besar melahirkan untuk melimpah kreativitas pada generasi muda.
Demikian diutarakan Prof Dr Marihot Manullang via diskusi daring, Jumat (3/4). Menurutnya, dengan memberi pemahaman akan situasi WFH, generasi muda jadi semakin paham dan selanjutnya memedomani bagaimana pentingnya kesehatan. “Bila enerji positif dalam keluarga khususnya di masa WFH terjaga, maka sangat gampang menanamkan hal-hal terbaik pada kehidupan generasi muda,†tambah Guru Besar UPMI Medan tersebut.
Menurutnya, dalam WFH, orangtua dapat lebih mengefektifkan program pemerintah dalam menekan peredaran virus corona. Bersamaan dengan itu, orangtua pun dapat lebih membimbing putra-putrinya belajar maksimal. Orangtua pun dapat menanam keinginan untuk mengarahkan generasi muda menggapai cita-cita. “Pola bimbingannya seperti home schooling namun dalam kurikulum dan metode pembelajarannya sesuai yang digariskan pemerintah. Homeschooling merupakan pendidikan berbasis rumah yang memungkinkan anak berkembang sesuai dengan potensi diri masing-masing. Jadi dapat dikolaborasikan,†tegas Marihot Manullang.
Di negara maju, seperti Australia, pandemi corona mengubah sudut pandang sebagaian besar orang. Supermarket Woolworths contohnya, mencari pegawai baru 20.000 orang untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman, dapur rumah tangga dengan penekanan bahan yang sehat. “Sudut pandang jadi lebih bijaksana,†simpul Dewan Pakar Pemuda Pancasila tersebut.
Dalam kondisi social distancing, tak ada lagi penonjolan gengsi. Sejumlah sepatu kets limited edition, baju pesta, motor custom, jam tangan keren, fashion gear menjadi tidak ada valuenya karena orang fokus bagaimana hidup sehat. “Itulah contoh sudut pandang menjadi lebih bijaksana,†tutupnya. (T/R10/f)