Jumat, 22 November 2024

D i a

karya Wita Ade Pertiwi - SMAN 2 Rantau Selatan
- Minggu, 15 Desember 2019 19:11 WIB
482 view
D i a
idtimes.com
Ilustrasi
Mahesa penasaran. Mana sih Kak Saskia itu. Semua kawannya di kelas ditanyainya tapi tak ada yang kenal dengan sosok yang begitu populer. Sampai guru favoritnya pun ditanyanya tentang perempuan yang dilukiskan sebagai Dewi Afrodit. Perempuan tercantik dalam mitologi Yunani. Lagi-lagi, nihil.

Ia searching di Internet, tak juga menemui orang yagn dimaksud. Ketika tak eknal lelah mencari, Dewi Fortuna berpihak padanya ketika seorang CS di sekolah menunjuk kepadanya bahwa makhluk bernama Saskia itu adalah seorang administrasi kantor.
"Oh, itu," gumamnya. "Kalau yang itu aku tau," ujarnya girang.

Suer, sesungguhnya Mahesa sudah naksir pada perempuan yang bernama Saskia. Berulang kali iamencari tahu pada kawan-kawannya tapi rekannya justru mengolok.

"Jadi, kau naksir sama tante-tante?" ejek Abdi. "Udah gak beres otakmu itu, Kawan. Nakser sama perempuan kok udah sebaya sama mamamu!"

"Ah, belum tua itu. Paling banter setahun di atas kita," bela Mahesa tentang pilihannya. Tapi kawan-kawannya langsung bersorak-sorai. Seperti menang pertandingan, rekan-rekannya langsung menyimpulkan Mahesa suka sama tante-tante.

Ejekan itu membuatnya jadi surut langkah untuk mengenal lebih jauh dengan Kak Saskia. Namun karena dorongan dari dalam membuatnya memberanikan diri mencari tahu latar belakang perempuan yang disukainya.
Tiap hari, sebelum masuk ke kelas, Mahesa curi pandang ke arah kantor. Hmm... Kak Saskia sudah duduk rapi seperti siswi baru. Ingin rasanya ia mendampingi perempuan berkulit putih itu.

Karena tak tahan memendam rasa, ia nekad mendatangi Kak Saskia. Mencari tahu langsung jati diri perempuan yang dikaguminya. Mahesa pun menjadi semakin suka ketika dipastikannya usianya hanya terpaut dua tahun.
Mamaku saja umurnya tidak tahun lebih banyak dari papaku, gumamnya dalam hati. Lagi pula, apa salahnya berkenalan dengan perempuan secantik Kak Saskia.

Mulai saat itu Mahesa terang-terangan bilang sama kawannya bahwa ia naksir sama Kak Saskia. Tetapi, kawan-kawannya langsung menyela. Tak ingin mencampuri urusan onches dan tante-tante.

Aldi lebih sadis. Menurutnya, Mahesa tergila sama perempuan kedaluarsa. Ah, jika tidak banyak orang, sudah dibogemnya Aldi. Berani-beraninya mengejek Kak Saskia. Sekali lagi mengejek, apapun jadilah.

Keterlaluan, umpatnya dalam hati. Sejak saat itu pula ia selalu menjauh dari kawan-kawan. Apalagi Aldi. Mahesa berprinsip, soal hati adalah hak asasi tersakral yang tak dapat dicampuri.

Ia pun sudah tak mau lagi bergabung seperti dulu. Terus terang, Aldi dan kawan-kawan merasa kehilangan. Hanya saja, karena baru bertengkar, tak ada upayanya untuk menjalin komunikasi hingga seperti dulu lagi.

Seminggu tidak berkumpul, ada rasa rindu. Aldi sudah mengajak Puput untuk mengunjungi Mahesa tapi lelaki itu mengelak. Sebulan, berlalu. Bulan ketiga sudah dilihat Aldi kawannya itu berduaan dengan Kak Saskia. Bantenyalah situ, kesalnya.

Setelah memastikan bahwa Mahesa sudah jadian dengan Kak Saskia, Aldi kembali membangun komunikasi. Ia tak mau lagi menyinggung soal Kak Saskia. Paling jika Senin seusai Upacara Bendera, ia bertanya soal malam Minggu.

Mahesa mengaku nonton sama Kak Saskia. Duduk di kafe dan pulang hujan-hujanan karena mengantar kekasih yang usianya lebih banyak itu.

"Jadi, kaupanggil kekasihmu apa? Bebeb, yayang atau Kak Saskia?" sambar Aldi. Ketika mengucapkan 'Kak Saskia' penuh tekanan seperti mengejek.

Buktinya, kawan-kawan lain pada ngakak. Tetapi Mahesa cuek. Ia justru cerita bagaimana berboncengan saat hujan-hujan. Makin basah makin merapat.

"Kak Saskia gak marah?"
"Marah kenapa?"
"Soalnya gak sopan sama kakak-kakak berlengket-lengketan sambil basah-basahan," ujar Aldi dan disambut ngakak kawannya. "Risi ah..."

"Justru makin hangat," jawab Mahesa yang hendak membangunkan rasa iri.
Ia tak peduli. Cerita blak-blakan soal Saskia yang kini disapanya 'Cian' penggalan kata 'hasian' yang berarti sayang.
Mahesa merasa Saskia adalah orang tertepat untuknya. Ia menilai, sejak jadian dengan perempuan cantik itu, semangat belajarnya semakin tinggi. Rasanya tiap hari harus tekun karena malu jika nilai turun. Cian Saskia kan administrasi sekolah. Malulah kalau kekasihnya nilainya menurun.

Hanya saja, kawan-kawan Mahesa geram sebab tak pernah lagi mau bersama seperti sebelum menjadi kekasih Kak Saskia. Jika diajak, Mahesa justru bilang fokus belajar.

Enam bulan berselang, Mahesa gontai. Hubungannya dengan Cian Saskia putus. Ia merasa dikhianati. Kekasihnya pergi dengan ada atlet nasional. Pria itu alumni sekolahnya.
Cian Saskia memang selalu cerita tentang si atlet. Ia berpikir cerita mengenai pria tampan itu hanya sebatas kombur karena mengagumi orang berpretasi.

Mahesa yang salah tafsir. Karena Cian Saskia mau diajak nonton, ngemal dan makan minum di kafe, seolah sudah menerimanya cintanya. Padahal, karena sedang sendirian sebab kekasihnya mengikuti pendidikan khusus di luar negeri. Kekasihnya yang atlet itu justru pria yagn dikaguminya. Yang bikinnya kesal, kenapa Cian Saskia tak pernah mau berterus terang. (c)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru