Jumat, 22 November 2024

Icha MemuliakanNya dengan Piano dan Gitar

- Minggu, 20 April 2014 22:17 WIB
1.124 view
Icha MemuliakanNya dengan Piano dan Gitar
SIB/ist
Icha bersama keluarga
Medan (SIB)- Mesya Angelie Christy Br Sianipar, Minggu, (13/4), naik sidi di GPIB Immanuel Medan. Usai kebaktian di gereja yang masuk dalam cagar budaya itu, perempuan yang disapa Icha tersebut menggelar syukuran di salah satu gedung terkemuka di Medan. Di hadapan ratusan tetamu, Icha menunjukkan keistimewaannya. “Semula pemalu tapi dilatih dan diasah khusus untuk hari istimewanya,” cerita orangtuanya yang pengacara populer, Mr Banuara Sianipar SH MM CPHR di kantor cabang utama Jalan Brigjen Katamso Sei Mati Medan, Kamis, (17/4).

Di acara yang meriah, Icha tampil menyampaikan sambutan yang tak jauh dari kegiatan gerejawinya. Selain itu, menyenandungkan kidung Semua Baik yang diiringi kelompok profesional. Dalam penampilannya, di kegiatan itu, Icha muncul dalam busana semislayer yang menampakkan garis kecantikan wajahnya. Lebih ‘dewasa’ ketimbang usia remaja cerianya.

***
Terlahir di Medan pada 15 Mei 1997. Menimba ilmu di SD St Yoseph dan melanjut ke kelas akselari internasional di SMP St Yoseph. Masuk ke SMA St Thomas 1, Icha tetap mengikuti ragam kegiatan ekstra kurikuler termasuk musik khusus piano dan gitar. Bakat musiknya diturunkan oleh papanya. Itu pula yang membuatnya selalu debat masalah apa saja yang dirasanya perlu analisis. Ingin jadi pengacara juga? “Belum. Soalnya guru di sekolah selalu menilai miring profesi pengacara,” ujar Icha seusai menyaksikan Captain America: The Winter Soldie.

Meski belum punya cita-cita pasti, Icha sudah selalu sharing dengan kakaknya, Ugani Srimiquentessa yang kini menimba ilmu di Fakultas Hukum di universitas terkemuka di Indonesia. “Tiap ada kesempatan, kami berkomunikasi dan cerita apa saja,” ujar Icha tentang kakaknya yang berada di seberang pulau. Hal serupa pun dilakukan dengan adiknya, Tamara Sinauran dan Panagi Masakti Hasuluman Sianipar.

Meski sekadar komunikasi, selalu diikuti analisis dan debat panjang. Sama halnya ketika usai menyaksikan film box office yang baru disaksikannya. Menurutnya  sang Captain America yang menghadapi shock kebudayaan karena tertidur di era 40-an untuk kemudian bangun di era millenium dapat dipahami. Tapi ketika harus beradaptasi dengan teknologi yang ada, juga harus beradaptasi dengan masyarakat yang ada hingga ke era modern, tindakan untuk membela masyarakat bisa dipandang sebagai bentuk pelanggaran privasi, sangat tidak pantas. “Ada Tuhan dalam kehidupan. PadaNya, tidak ada privasi karena tempat memuliakanNya dan manusia harus melakukan hal itu,” tandas Icha.

Soal Paskah yang dilalui berdekatan dengan naik sidi, Icha bilang sebagai tanggung jawab manusia bertuhan maka sudah harus memuliakanNya. “Semua talenta manusia dariNya dan digunakan untuk memuliakanNya!” (R9/ r)




Icha bersama keluarga (kanan) Mesya Angelie Christy Br Sianipar dan mamanya, Minggu, (13/4), usai kebaktian naik sidi di GPIB Immanuel Medan.

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru