Jumat, 22 November 2024
Curhat

Ingat Papa dalam Paskah

Oleh Yoseina Vinka br. Karo - Medan
- Minggu, 20 April 2014 22:13 WIB
430 view
Ingat Papa dalam Paskah
“a daddy will always be his daughter’s hero.”

Hero idol... Itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan apa dan bagaimana sosok papa di mata dan di dalam hatiku. Aku sangat beruntung, Tuhan memberikan aku seorang papa yang memiliki cinta kasih yang sangat besar, yang mempunyai kemampuan menyayangi yang begitu hebatnya. Selain itu, papa adalah orang yang low profile dan rendah hati, tidak pernah sombong terhadap siapapun dari kalangan apapun. Terhadap anaknya dipilihkan apa yang terbaik untuk kami. Apalagi untuk sekolah. Dicarikan institusi terbaik, di dalam maupun luar negeri. Karena pilihan studi itu membuat kami dipisah oleh jarak. Aku sekolah di Manchester, Inggris adikku di Singapura.

Meski dipisah oleh benua, papa (sudah barang tentu bersama mama), punya agenda rutin menjenguk kami secara berkala dan menyesuaikan agenda sekolah anak-anaknya.

April 2004, bersama misi sosial budaya, kami berkumpul di Kualalumpur, Malaysia. Sebagaimana liburan umumnya dan masa bersama, waktu-waktu dilalui dengan cengkerama. Baru selesai canda, tiba-tiba terdengar suara bruk...di kamar mandi. Mama mengejar dan menjerit mendapatkan papa tersungkur.

Melewati saat kalut, oleh dokter yang dipanggil pihak hotel, papa divonis kena serangan jantung dan telah menghadapNya. Seketika tubuhku lunglai. Sayapku terasa patah. Tubuhku remuk seperti tak bertulang.  Aku terpuruk dalam duka. Ingin rasanya protes padaNya kenapa menjemput papaku demikian cepat, di saat kami anak-anaknya masih sangat membutuhkan papa.

Selain terus meronta dan berurai air mata, fokusku pun pada mama. Gimana dengan kelangsungan hidup perempuan yang sangat kusayangi itu. Haruskah aku memutus sekolah dan mendampingi mama meneruskan usaha papa?

Tetapi mamaku seorang wonder...bahkan bionic women. Menurutnya, meski papa sudah di rumahNya namun jiwa papa sudah dititip di hatinya untuk membesarkan kami. Meski demikian, aku tetap risau dengannya.

Aku dan adikku tetap melanjutkan studi, tapi pikiranku tetap pada mama. Sepanjang hari, selain fokus belajar, padaNya kumohonkan, jaga dan lindungi mamaku serta terimalah arwah papaku.

Dalam pekan Paskah ini, tak terasa 10 tahun papa sudah meninggakan kami. Mama sudah berhasil mengantar anak-anaknya. Inilah kebanggaan tertinggi. Selain itu, kalau aku ada bertemu dengan orang-orang yang pernah mengenal papa, tak ada sedikitpun cerita buruk semasa hidupnya dulu. Bahkan masih banyak di antara mereka yang begitu memuji kebaikan dan betapa  merindukan papa. Hebat kan? Papa itu orang yang punya kemampuan memaafkan yang sangat tinggi. Seburuk apapun perlakuan orang lain, tidak pernah dijadikannya musuh.

Kebaikan-kebaikan yang papa lakukan semasa hidupnya, tak jarang menyebabkan jalan kami menjadi lebih mulus dan lancar, karena masih sangat banyak orang yang mengingat kebaikannya. Tugas kami anak-anak, melanjutkan pengabdian sebagai cara membayar utang yang selama ini dipiutangkan. Bersama Paskah, aku meyakini papaku sudah dalam rumahNya seperti Yesus Kristus yang bangkit.

Rest in peace, Papa Momo-ku tersayang. We miss you so much... and we will always love you... You’re truly my hero! (r)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru