Dorset (SIB) -Seorang pria di Inggris nekat meledakkan rumahnya sendiri, setelah dia terancam kehilangan hak atas kepemilikan rumah itu. Ian Clowes (68) diharuskan meninggalkan tempat tinggalnya di hari terjadinya ledakan gas yang menghancurkan rumah tersebut, setelah tak mampu melunasi pinjaman dari bank. Bangunan rumah dua lantai tersebut awalnya adalah tempat tinggalnya bersama istrinya, Elaine (63). Bahkan setelah keduanya bercerai pada 2015, keduanya sepakat membagi rumah tersebut menjadi dua flat terpisah untuk tempat tinggal masing-masing. Ian menempati lantai dua, sementara mantan istrinya tinggal di lantai bawah.
Namun Ian, yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih, mengalami kesulitan keuangan, hingga harus kehilangan hak atas kepemilikan rumahnya. Pengadilan akhirnya mengeluarkan putusan yang mengizinkan Elaine untuk mendapatkan kendali atas bangunan di Poole, Dorset itu dengan membayar 65.000 poundsterling (sekitar Rp 1,1 miliar) kepada mantan suaminya.
Elaine berencana menjual lantai dua bangunan tersebut, sementara tetap tinggal di lantai dasar. Namun rencana itu membuat Ian kesal. Ian pun disebut berencana menghancurkan rumah itu. Dua hari sebelum insiden ledakan, dia terlihat membawa dua tabung gas ke rumahnya. Padahal, seluruh peralatan di rumahnya tidak ada yang membutuhkan gas karena elektronik. Hingga akhirnya, pada 22 Oktober tahun lalu, insiden ledakan itu terjadi. Ledakan membuat Elaine tertimbun reruntuhan, namun berhasil diselamatkan.
Sementara Ian mengalami luka bakar serius dan harus dirawat di rumah sakit setelah jatuh koma selama lima hingga enam minggu. "Dia mengalami luka bakar hingga 30 persen tubuhnya dan koma selama lima atau enam minggu. Dia dirawat di rumah sakit hingga Januari," ujar jaksa penuntut Stuart Ellacott.
Pengacara pembela Robert Gray, menyebut Ian tidak bermaksud untuk melukai siapa pun apalagi mempertaruhkan nyawa hingga menderita luka bakar dan koma. "Karena cedera yang dialaminya, Tuan Clowes tidak dapat mengingat peristiwa sebelum, saat atau setelah kejadian." "Dia menerima bahwa dia pasti telah melepaskan katup tetapi tidak ingat melakukannya. Dia berkata tidak pernah bermaksud untuk melukai siapa pun apalagi membahayakan nyawa," ujar Gray.
Dalam persidangan pada Rabu (22/5), hakim pengadilan Bournemouth, Jonathan Fuller, menyatakan Ian bersalah atas tindak kejahatan yang dilandasi kebencian dan dijatuhi hukuman lima tahun dan empat bulan. "Pelanggaran ini dimotivasi oleh rasa kedengkian. Anda tidak ingin istri Anda mendapatkan rumah yang telah Anda beli." "Ini adalah kejahatan yang telah dilakukan dan menambah biaya psikologis yang sangat besar," ujar hakim Fuller. Selain itu, Ian juga diwajibkan membayar kompensasi kepada mantan istri dan tetangganya akibat insiden ledakan gas tersebut. Besaran ganti rugi belum disepakati. (Kps/h)