Accra (SIB) -Di Ghana, meratap dan menangisi keluarga yang meninggal merupakan bagian penting dalam ritual pemakaman. Ritual itu merupakan gambaran rasa kehilangan yang mendalam bagi yang masih hidup.
Jadi, tidak heran jika sebagian warga Ghana rela membayar pelayat profesional yang tugasnya meratap dan menangis di pemakaman.
Ami Dokli adalah seorang pelayat profesional di Ghana. Bersama timnya, dia sering disewa untuk meratap dan menangisi kepergian keluarga kliennya.
Dalam wawancara dengan BBC Africa, Dokli mengatakan bahwa meratap dan menangisi kepergian orang lain merupakan tantangan tersendiri baginya.
Karena itulah dia memasang tarif ketika ada yang menyewa jasanya. Semakin besar ritual pemakamannya, semakin mahal tarif ratapan dan tangisannya.
Ritual pemakaman di Ghana bisa dibilang merupakan acara yang membutuhkan dana besar.
Hampir sama dengan pesta pernikahan, biaya ritual pemakaman di negara itu bisa mencapai antara US$15.000 sampai US$20.000 atau Rp216 juta hingga Rp288 juta.
Biasanya, ritual pemakaman di Ghana melibatkan banyak sekali pelayat profesional yang bertugas meratap dan menangisi kepergian si mayat.
Ritual pemakaman itu terkadang bahkan menggunakan peti mati mewah dan pengiring jenazah yang bertugas menari di sepanjang perjalanan ke makam.
Menurut Madam Awo Yaadonkoh, pemimpin Asosiasi Pelayat Profesional Kumasi, kehadiran pelayat profesional ini bahkan bisa membantu yang berduka dalam mengumpulkan lebih banyak uang dari para pelayat biasa.
"Kami sering disewa untuk meratap dan menangis. Kami bahkan pernah menemukan ada keluarga yang menulis pesan terakhir untuk menyewa kami jika mereka meninggal dunia," kata Yaadonkoh kepada Otownloaded.
"Semakin keras dan dramatis kami meratap dan menangis, semakin banyak uang yang disumbangkan oleh keluarga yang berduka," tambah dia.
Lucunya, Yaadonkoh menarik tarif khusus untuk setiap gaya meratap dan menangis sehingga pelanggan bisa memilih sesuai kemampuan finansial. (dream.co.id/h)