Medan
(harianSIB.com)
Pasca unjuk rasa siswa, pihak
SMKN 10 Medan menggelar pertemuan dengan Cabdisdik Wilayah I, orangtua siswa dan pihak terkait di sekolah tersebut Jalan T Cik Ditiro Medan Polonia, Jumat (7/2/2025).
Pertemuan tersebut dihadiri Kadisdiksu diwakili Kacabdisdik (Kepala Cabang Dinas Pendidikan) Wilayah I Yafizham, Kepala
SMKN 10 Medan Julpiner Simanungkalit, pengawas sekolah, Babinsa, Babinkamtibmas dan pihak orangtua siswa.
Baca Juga:
Kacabdisdik Wilayah I Yafizham berharap kepada pihak sekolah terutama
operator sekolah ke depan agar lebih teliti, hati - hati dan transparan memasukkan data siswa terkait pendaftaran ke perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP) di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (
PDSS) tahun pelajaran 2025/2026.
Kepala
SMKN 10 Medan Julpiner Simanungkalit menjelaskan, pada pertemuan kali ini pihak sekolah dan orangtua maupun pihak terkait telah memahami kondisi tersebut dan secara khusus pihak sekolah mengupayakan agar para siswa bisa mendaftar ke perguruan tinggi negeri (PTN) lewat seleksi nasional berdasarkan prestasi (SNBP).
Baca Juga:
Katanya, kedua belah pihak antara pihak sekolah dan orangtua juga menyepakati agar tidak terjadi lagi aksi demo atau unjuk rasa serupa yang digelar siswa demi menjaga nama baik dan almamater sekolahnya.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan petugas
operator sekolah guna mengevaluasi dan mencek kembali data - data siswa kelas XII sebagai calon peserta mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri lewat
SNBP tahun pelajaran 2025/2026.
Sebelumnya ratusan siswa
SMKN 10 Medan menggelar aksi
protes di lapangan sekolahnya. Mereka
protes, karena terancam gagal mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri melalui jalur
SNBP 2025.
Para siswa membentangkan sejumlah spanduk yang bertuliskan kekesalan terhadap pihak sekolah. Ratusan siswa ini menganggap adanya kelalaian dan lambatnya dari operator maupun pihak sekolah yang memasukkan data siswanya di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (
PDSS) menjadi penyebabnya.
Selain ratusan siswa, sejumlah orangtua siswa juga tampak datang untuk menyuarakan kekecewaannya. Pasalanya, anak mereka selama ini sudah berusaha belajar terancam tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri. Sementara masa injury time
penginputan data, 31 Januari 2025. (**)