Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo menggeluti dunia kuliner dengan membuka dua usaha besar, yakni Chilli Pari dan Markobar.
Martabak Kota Barat atau akrab disebut dengan Markobar merupakan usaha martabak yang dirintis Gibran sejak 2015.
Setelah lulus dari University of Technology Sydney, Australia pada tahun 2010, Gibran Rakabuming Raka atau yang akrab disapa Gibran kembali ke Solo dan memulai usaha kuliner. Gibran memulainya dengan merintis catering Chilli Pari kemudian merambah pula ke kuliner martabak yang dinamai Markobar. Siapa sangka putra sulung seorang Presiden Jokowi dengan begitu rendah hati merintis sebuah usaha kuliner?
Gibran Rakabuming Raka, memulai usaha kuliner pada 2010. Gibran terkenal dengan jiwa entrepreneur-nya yang ulet dan tegas, sehingga tak pernah terpikir oleh Gibran untuk mendompleng nama besar ayahnya untuk kesuksesan usahanya. Berbeda dengan keinginan orangtuanya yang meminta Gibran untuk berbisnis di bidang properti, dia memutuskan untuk memulai usaha kuliner dengan melihat potensi besar bisnis tersebut di Solo.
Gibran pun tidak mengandalkan orangtuanya dalam urusan modal, dia meminjam sejumlah uang dari bank untuk memulai usaha cateringnya. Setelah sukses menjalani usaha catering, Gibran berpikir untuk merambah dunia kuliner dan membuka usaha martabak dengan berbagai varian topping yang dinamai Markobar. Markobar mulai dirintis di Solo pada 2015. Markobar kini sudah berkembang dan dapat dinikmati juga di Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta. Bekerja sama dengan mitra kerjanya, Gibran mempercayakan urusan dapur kepada mitranya, dan dia menjalankan segi pemasarannya dan membawanya ke kota-kota besar di Indonesia.
Gibran beranggapan bahwa usaha martabaknya memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Rata-rata penjualan martabak Markobar saat ini adalah 150-200 loyang dalam sehari dan dibandrol harga mulai dari Rp45.000 untuk 1 topping dan mencapai Rp90.000 untuk 8 topping per loyang. Harganya dipasang cukup terjangkau agar menjangkau pasar yang lebih luas. Gibran menentukan sebuah target setiap kali membuka sebuah gerai baru, yaitu seluruh modal yang diinvestasikan harus kembali dalam waktu maksimal 3 bulan. Gibran juga merencanakan untuk membuka 2 gerai Markobar setiap 2 bulannya untuk pengembangan selanjutnya.
Meski Dicemooh, Gibran Tetap Maju
Usaha martabak Gibran sempat menghebohkan dunia maya. Seorang netizen bahkan mencemoohnya dengan sebuah komentar pada akun Twitter-nya yang mengatakan bahwa usaha jual beli martabaknya adalah usaha yang kampungan. "Nurun ke anaknya pinjam dana bank Rp1 miliar cuma buat jualan martabak, kampungan," tulis netizen tersebut dalam akun Twitter yang saat ini sudah berstatus non-aktif. Tidak ambil pusing, Gibran bahkan mengacuhkan cemoohan tersebut. Yang membuat heboh malah adik kandung Gibran, Kaesang Pangarep yang menanggapi sindiran tersebut dengan santai, "Gapapa, yang penting dari jualan martabak bisa untuk bayar sekolah di Singapore. Saya hepi, Markobar juga hepi,". Kaesang tidak mengambil hati sindiran tersebut, malah memanfaatkannya sebagai ajang promosi dengan beberapa tweet bernada sarkastik:
Melihat kesuksesan Markobar, pria kelahiran 1 Oktober 1987 ini berencana untuk membuka gerai baru di Bali, Bandung, Manado, dan menambah gerai baru di Jakarta. Pada tahun 2016 dia juga membuka usaha baru di bidang kedai kopi yang dinamai CS Coffee Shop yang kini sudah memiliki gerai di Solo, Semarang, dan Yogyakarta. Gibran juga memiliki usaha Ceker Ayam Bakar dan seolah tidak mengenal lelah, dia terus maju. Dia mengungkapkan bahwa seluruh usahanya merupakan usaha yang dijalaninya bersama rekan-rekannya, dimana dia lebih berperan di bagian pemasarannya. Namun dia juga tidak menutup kemungkinan untuk menambah beberapa usaha lagi jika terdapat prospek yang cerah dalam usaha tersebut. Kerja keras dan ketekunan Gibran Rakabuming tentunya patut diacungi jempol dan dijadikan panutan bagi Anda yang ingin memulai usaha.
Setiap Usaha Pasti Memiliki Jalan
Melihat kisah sukses seorang Gibran Rakabuming Raka tentunya menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dia menunjukkan bahwa tidak peduli siapa dirinya, dia membuktikan bahwa dia tidak memerlukan status putra sulung Presiden Joko Widodo sebagai kunci kesuksesannya. Tanpa bantuan dari orangtuanya dan hanya bermodalkan pinjaman dan kerja keras, dia mampu memulai usaha catering kecil-kecilan yang kini sudah maju disertai banyak usaha kuliner yang tak kalah sukses.
(finansialku.com/viva.co.id/d)