New Delhi (SIB)- Anda bisa jadi tak pernah mendengar nama Ram Nath Kovind, politisi India yang baru saja terpilih menjadi presiden. Jangan khawatir, karena banyak publik di India pun tak tahu siapa dia.
Yang jelas, dia adalah politisi partai berkuasa, partai nasional Hindu, Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi. Ia pernah juga menjabat sebagai gubernur di negara bagian Bihar di India utara.
Fakta lain adalah pria berusia 71 tahun ini berasal dari kaum Dalit, yang dalam sistem masyarakat Hindu adalah kasta atau kelompok sosial yang paling rendah. Di masa lalu, anggota kasta kelompok ini biasa disebut 'tak boleh disentuh'.
"Saya telah menulis masalah Dalit selama 27 tahun, tapi saya tak pernah mendengar nama Ram Nath Kovind, sampai namanya diajukan partai koalisi sebagai presiden," kata penulis dan aktivis Chandrabhan Prasad, kepada wartawan BBC Hindi, Vineet Khare.
Tak mengherankan saat namanya dicalonkan menjadi presiden, banyak yang kaget. Media lokal bahkan menulis, soal Kovind 'hanya PM Modi dan Tuhan yang tahu'.
Orang-orang sepertinya juga penasaran dengan sosoknya. Dalam periode 24 jam setelah dicalonkan menjadi presiden, jumlah pencarian untuk nama Ram Nath Kovind di Google tercatat lebih dari 500.000 kali.
Presiden BJP, Amit Shah, menggambarkan Kovind sebagai orang Dalit yang 'berjuang keras sehingga mendapatkan karier politik yang gemilang'.
Kovind juga dikenal sebagai hakim di Mahkamah Agung dan dianggap berhasil saat menjadi gubernur Bihar. Di lembaga legislatif, ia pernah menjadi anggota Majelis Tinggi.
Di BJP, selain pernah menjabat sebagai juru bicara partai, ia juga memimpin organisasi sayap yang banyak menangani isu-isu Dalit. Banyak yang mengatakan hubungan PM Modi dan Kovind sangat dekat.
"Kedekatannya dengan figur-figur penting partai membuat kariernya naik," kata pemimpin Dalit di BJP, Sanjay Paswan. "Modi dan Kovind sudah lama saling kenal ... mereka saling cocok," tambahnya.
Paswan juga mengatakan tidak populernya nama Kovind mungkin karena 'media bias di India'. "Karena dia berasal dari komunitas Dalit, bagi media dia adalah pilihan terakhir," kata Paswan.
Dikatakan pula bahwa Kovind punya banyak prestasi, namun 'media menolak mengangkat prestasi tersebut'.
Jabatan presiden yang berlaku selama lima tahun bersifat seremonial karena pemimpin eksekutif dipegang oleh perdana menteri. Namun ketika digelar pemilu, yang antara lain menyebabkan friksi dan munculnya kubu-kubu, posisi presiden bisa menjadi penting.
Tak semua menyambut baik terpilihnya Kovind sebagai presiden baru India.
"Ini hanya langkah simbolis. Apa dampak terpilihnya KR Narayanan bagi komunitas Dalit," kata aktivis Dalit yang menolak namanya disebut. Narayanan adalah anggota komunitas Dalit pertama yang menjadi presiden India.
"Tak akan ada gunanya sepanjang ideologi partai (BJP) tak memihak masyarakat Dalit," tambahnya.
Sebagai kelompok yang menempati kasta bawah, banyak anggota komunitas ini yang mengklaim masih sering mengalami diskriminasi. (detikcom/d)