Jakarta (SIB)- Kreativitas mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya seakan tidak pernah habis. Kali ini, mereka mampu menghasilkan kapal bertenaga surya yang akan berlaga di kancah internasional.
Sayang, sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia, sembilan mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) ITS itu terhalang masalah dana dalam pembuatan kapal bertenaga surya itu. Selain harga komponen kapal tenaga surya yang sangat mahal, pendaftaran untuk perlombaan Dong Energy Challenge 2014 di Belanda juga menelan biaya yang tidak sedikit.
Demikian disampaikan Ketua Tim, Candra Prasetyo Endro. Dia mengungkap, dana masih menjadi kendala dari Marine Solar Boat Team. Sebab, sejauh ini mereka mendapat pasokan dana dari beberapa dosen di jurusan Siskal. Selain itu mereka juga memperoleh bantuan dari pihak jurusan serta beberapa sponsor.
Untuk pembuatan kapal, hingga saat ini mereka sudah menghabiskan dana sekira Rp50 juta. Sedangkan untuk pendaftaran saja, mereka harus merogoh kocek hingga Rp30 juta. "Perkiraan saya, secara keseluruhan dana yang dihabiskan akan mencapai Rp100 juta," ujar Candra, Jumat (10/1).
Besarnya biaya tersebut juga tidak terlepas dari mahalnya barang-barang yang dibutuhkan untuk pembuatan kapal. Kebanyakan barang yang dibutuhkan juga tidak tersedia di dalam negeri. "Untuk mesin saja kita datangkan dari Jerman," jelasnya.
Dia berharap, kapal tersebut bisa selesai dan sesuai dengan yang diharapkan mengingat mereka sebagai satu-satunya tim yang mewakili Indonesia dalam kompetisi bergengsi itu. "Ini bisa meningkatkan eksistensi serta pencitraan FTK ITS di kancah internasional," urai Candra.
Tidak hanya itu, Candra juga berharap agar proses pembuatan kapal ini mendapat perhatian yang khusus dari pihak-pihak yang terkait. Hal ini guna membekali kompetensi mahasiswa di bidang ilmu maritim. "Indonesia adalah negera maritim. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian yang khusus untuk berkembangnya maritim itu sendiri," tutupnya.
(Okz.com/h)