Trenggalek (SIB)-
Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mengembangkan wahana wisata alternatif di pusat perkotaan setempat dengan membuat "hutan kota" di lereng Gunung (bukit) Jaas yang bertengger persis di sisi barat kota tersebut.
Kabag Humas dan Protokol Pemkab Trenggalek, Yuli Priyanto, Rabu, mengatakan, optimalisasi hutan kota di Gunung Jaas yang hanya berjarak sekitar 500 meter dari pusat pemerintahan setempat sebenarnya telah dilakukan sejak awal Desember 2013.
"Penyerahan pengelolaan dari Perhutani ke (pemerintah) daerah telah dilakukan sejak akhir tahun lalu, namun pengembangan kawasan baru dilakukan awal 2014 dan kemarin diresmikan oleh Bapak Bupati (Mulyadi Wr)," kata Yuli menerangkan.
Penetapan hutan kota di Gunung Jaas sendiri, menurut keterangan Yuli, telah dilakukan sejak 2011 melalui SK Bupati Nomor 188.45/726/406.013/2011 tentang penetapan lokasi hutan kota Gunung Jaas seluas 10 hektare.
Namun karena pengembangan sebagai wahana wisata alternatif memerlukan anggaran cukup besar dan melibatkan sumber dana APBD, pengelolaan kawasan hutan kota tersebut diserahkan ke Pemda Trenggalek.
Dengan demikian, sesuai SK nomor 188.45/726/406.013/2011 tentang penetapan lokasi hutan kota Gunung Jaas seluas 10 hektare tersebut dikelolakan ke Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek.
"Bupati sangat mendukung pengelolaannya sebagai taman rekreasi alam alternatif sehingga dapat berperan sebagai tempat wisata tambahan selain fungsi utamanya sebagai pengurang polusi dan estetika kota," kata Yuli.
Selain menjaga vegetasi dan keanekaragaman vegetasi tanaman, Bupati Mulyadi juga berharap di area yang sama dibangun sarana prasarana yang lebih mendukung, seperti sarana permainan (playground dan outbound), penerangan jalan, tempat parkir, tembok penahan jalan (TPJ), serta sarana pelengkap lainnya.
Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan sendiri berencana membangun infrastruktur pendukung dimaksud, mulai tahun 2014 dan tahun-tahun berikutnya dengan memasukkan alokasi anggaran khusus untuk pengembangan hutan kota tersebut.
Yuli mengklaim sejak difungsikannya Gunung Jaas sebagai wisata hutan kota dengan sarana prasarana yang terus dibenahi, keberadaannya cukup diminati masyarakat setempat.
Hal itu, lanjut dia, setidaknya terbukti dengan semakin meningkatnya kunjungan warga untuk sekedar jalan santai, jogging, pertemuan kelompok, latihan pramuka maupun kegiatan outbound lainnya.
Menurut keterangan Yuli, Hutan Kota Gunung Jaas merupakan hutan kota terluas di tingkat kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Dalam perjalanan pengelolaannya, Hutan Kota Gunung Jaas dibangun terutama dari sisi pengayaan tanaman (vegetative) dengan berbagai jenis tanaman baik tanaman yang sebelumnya telah ada di kawasan tersebut, seperti jenis akasia dan kayu putih, sawo kecik, mertega, kayu manis, dan nogosari.
Selain perbanyakan tanaman, di hutan kota juga telah dibangun beberapa sarana infrastruktur pendukung seperti gerbang masuk, jalan akses papan peringatan, baliho, tempat sampah serta gazebo.
Sarana ini dibangun dengan tujuan memberikan kenyamanan dan mendukung aktivitas warga pada saat jalan santai, jogging maupun kegiatan kelompok lainnya.
(Ant/f)