Ingin berwisata? Tapanuli jadi alternatif baru. Selama ini berbicara mengenai Tapanuli, yang kita bicarakan hanya kemiskinan, jalan rusak atau lainnya yang membuat miris. Padahal banyak potensi yang terpendam, baik itu kekayaan laut, alam dan sejarah.
Kini Bona Pasogit mulai bangkit mengejar ketertinggalannya, khususnya Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dengan ibu kota Pandan berbenah menunju kesejahteraan. Berbagai sarana dan prasarana dibangun untuk kemajuan.
Tapteng merupakan kabupaten di kawasan pantai Barat Pulau Sumatera. Sebagian besar wilayahnya berada di Pulau Sumatera dan sebagian lagi berupa pulau kecil yang jumlahnya sekira 31 pulau.
Sejak dilantik menjadi Bupati Tapteng Agustus 2011, Bonaran Situmeang SH MHum langsung merancang berbagai program untuk keluar dari image kawasan daerah tertinggal. Sebagai daerah yang telah tersedia sumber daya alamnya yang indah dan menarik, Pemkab Tapteng mulai berbenah untuk menarik minat wisatawan datang berkunjung dengan slogan “Horas Tapteng Minapolitan, Negeri Wisata Sejuta Pesonaâ€. Pemkab mulai membenahi infrastuktur jalan yang selama ini diketahui rusak hancur-hancuran. Walaupun belum sepenuhnya mulus karena butuh dukungan dari APBN dan APBD Provinsi, hasilnya sudah mulai dirasakan masyarakat. Puluhan pulau dan kawasan yang dinilai layak jual sebagai daerah wisata mulai dibenahi dan dipromosikan, tanpa melupakan situs sejarah.
Pulau Mursala
Dari puluhan pulau yang dimiliki Tapteng, Pulau Mursala yang berada di Kecamatan Tapian Nauli terletak antara Pulau Sumatera dan Nias merupakan pulau terbesar dengan luas kurang lebih 8000 Ha. Mursala dinilai layak jual menjadi daerah tujuan wisata. Untuk mencapai pulau yang berjarak 22,5 Km dari Pandan ini, bisa ditempuh dengan speedboat sekitar 60 menit atau 3 jam dengan kapal bermotor biasa. Di pulau ini terdapat air terjun dengan ketinggian sekira 35 m yang airnya langsung jatuh ke laut. Hal ini membuat air laut di sekitarnya rasanya tawar (tidak asin). Menariknya lagi, di dasar perairan di sekitar Mursala terdapat terumbu karang yang indah dan khas. Perairan Mursala juga bisa menjadi tempat diving (berselam).
Keindahan Mursala yang memanjakan mata dan disebut-sebut tidak kering walaupun kemarau hanya bisa kita nikmati dari boat yang ditumpangi karena belum adanya dermaga. Direncanakan pulau ini akan dibangun pihak investor dengan konsep ramah lingkungan dengan dana sekira Rp50 M. Sebagai upaya mendukung Mursala sebagai daerah tujuan wisata, Pemkab Tapteng juga tengah memperjuangkan pelaksanaan Sail Mansalaar tahun 2015. Dengan kehadiran kapal-kapal dari negara lain, diharapkan Pulau Mursala akan semakin dikenal di dunia internasional.
Pulau Putri
Dari kejauhan, Pulau Putri sudah menunjukkan keeksotisannya dengan pasir putih yang indah dan pohon kelapa melambai di bibir pantai. Masih jauh dari polusi dan gangguan, terlihat ikan berenang ke sana kemari.
Di pulau yang luasnya sekira 2 hektar ini, wisatawan bisa melakukan berbagai kegiatan seperti berenang dan menyelam menikmati keindahan bawah laut atau memancing sepuasnya. Walaupun masih butuh polesan, pulau ini sudah mampu memikat pengunjungnya untuk tinggal lebih lama memandang laut luas dan alam sekitarnya.
Untuk menambah berbagai fasilitas bagi pengunjung, Pemkab Tapteng juga telah membangun Sport Fishing Area di kawasan Pulau Bakkar dan Pulau Ungge, Kecamatan Badiri. Peresmiannya telah dilaksanakan Agustus 2013. Pengadaan rumpon (sarang ikan) telah dilaksanakan sejak tahun 2012 dan tahun ini pembangunan dilanjutkan dengan pembuatan berbagai fasilitas pendukung sebagai lokasi memancing favorit di Pantai Barat. Dalam pengelolaannya, akan dibuat MoU antara Bupati Tapteng dengan masyarakat nelayan sebagi wujud kawasan minapolitan yang akan meningkatkan kesejahteraan nelayan.
Sebelum pembangunan berbagai pulau, Pemkab Tapteng terlebih dahulu membenahi Pantai Bosur di Pandan yang jadi dermaga keberangkatan ke pulau-pulau lain. Saat ini di Pantai Bosur telah dibangun berbagai sarana berupa kursi dan meja tempat bersantai dan berjemur.
Menurut Bupati Bonaran Situmeang, Pantai Bosur tidak kalah dengan pantai jimbaran di Bali. Dengan program pembangunan yang telah ditetapkan dan akan dilaksanaan, kunjungan wisatawan akan terus meningkat. Sejak soft opening pada Sabtu, 7 Desember 2013 lalu, masyarakat mulai ramai mengunjungi Pantai Bosur terutama pada Sabtu dan Minggu untuk menikmati alam dan sunset serta kuliner khas Tapteng.
Wisata Sejarah
Walaupun sibuk dengan program wisata bahari, Pemkab Tapteng juga membenahi situs sejarah. Barus banyak menyimpan sejarah tentang masuknya Islam ke nusantara. Salah satu bukti sejarah tersebut adanya makam Syekh Machmud di Papan Tinggi Desa Penanggahan, Kecamatan Barus dan makam Syekh Rukunuddin di Mahligai.
Pada tahun 2013 Pemkab telah menyusun design makam tersebut dan Mei tahun ini pembangunan tahap pertama dimulai. Untuk mendukung pembangunan makam papan tinggi yang terintegrasi menjadi daerah tujuan wisata rohani, menurut Pemkab Tapteng sejumlah warga di desa Penanggahan juga telah menghibahkan sejumlah lahannya kepada pemerintah.
Secara umum, makam papan tinggi layak menjadi objek wisata rohani. Di lokasi tersebut ada makam istimewa yang panjangnya sekira 7 meter dan beberapa makam lainnya. Untuk mencapai makam tersebut kita akan mandi keringat, perlu stamina dan niat yang kuat karena makam tersebut berada di puncak bukit. Dan untuk sampai ke sana kita harus menapaki antara 800 hingga 1000 anak tangga. Namun ketika sampai di puncak, rasa letih dan lelah akan terbayar, karena kita bisa menikmati pemandangan yang indah. Dari puncak kita bisa memandang kota Barus, hutan yang hijau serta hamparan biru lautan.
Untuk kenyamanan para pengunjung, ke depan Pemkab membangun shelter tempat beristirahat para pengunjung sebelum sampai ke puncak. Tangga diperlebar menjadi 3 meter.
Setelah pembangunan dan pengembangan makam papan tinggi dan mahligai, Pemkab, juga akan membangun Christmas Mountain di Barus Utara yang akan menguatkan penemuan sejarah melalui peninggalan situs cagar budaya bahwa Barus sekitarnya adalah tempat pertama kali agama Islam dan Kristen masuk ke Indonesia.
Selain itu, Pemkab juga mulai melestarikan pohon Kapur Barus yang nyaris punah untuk kembali meraih kejayaan Barus dengan kapur dan rempah-rempahnya.
Mental
Dari semua program yang dilaksanakan Pemkab Tapteng, satu hal yang paling berat dilakukan adalah mengubah sikap mental masyarakatnya. Dengan seabreg pembangunan, apakah masyarakatnya sudah siap mental lahir dan batin? Untuk mendukung program “negeri wisata sejuta pesona†bupati mengajar di hampir semua sekolah lanjutan di Tapteng. Menurut Bonaran, untuk mengubah sikap mental pada para pelajar masih lebih mudah. Mereka ini diharapkan jadi duta-duta penerangan di lingkungannya.
“Tapteng tidak akan berhasil jadi daerah tujuan wisata bila tidak didukung masyarakat dan pelaku dunia usaha. Pelayanan yang terbaik bagi pengunjung adalah modal utama agar mau kembali ke Tapteng. Itu adalah promosi yang paling efektif,†kata Bonaran di hadapan para insan Pers dalam acara Gathering Pemkab dan Pimpinan Redaksi di Pandan baru-baru ini.
Untuk memudahkan para wisatawan datang berkunjung, pembangunan bandara juga digiatkan berupa lanjutan pembangunan runway, taxiway, apron, navigasi dan alat-alat keselamatan Bandara Dr FL Tobing Pinang Sori. Bila tidak ada hambatan pada Juni 2014, pesawat Garuda dengan type Bombardier CRJ 1000 next generation akan membuka rute penerbangan Jakarta –Pinang Sori- Kualanamu dan Pinang Sori-Jakarta.
Dengan semua program tersebut, Bupati Tapteng menyebutkan butuh anggaran yang cukup besar. Dengan dana APBD yang terbatas ia berharap dukungan dari pemerintah pusat dan propinsi. Pertumbuhan ekonomi Tapteng memang di atas Sumut, namun belum proporsional dengan penyerapan tenaga kerja. Melalui percepatan pembangunan minapolitan dan negeri wisata sejuta pesona lintas sektor Pemkab Tapteng meyakini akan dapat mengatasi persoalan tersebut. Perlu suatu terobosan dan kebijakan yang tepat untuk mewujudkan masyarakat Tapteng yang maju sejahtera dan bermartabat.
(f)