Rabu, 16 April 2025

Viral di Medsos: Tak Diberi Top Up Emoney Gratis, Seorang Preman Aniaya Penjaga Counter HP

Roy Surya D Damanik - Selasa, 15 April 2025 14:03 WIB
204 view
Viral di Medsos: Tak Diberi Top Up Emoney Gratis, Seorang Preman Aniaya Penjaga Counter HP
Foto: Dok/Screenshot
Seorang preman di Jalan Perjuangan, Kecamatan Medan Denai, memukuli penjaga counter handphone dengan kayu karena tidak diberi top up emoney gratis, Minggu (13/4/2025).
Medan(harianSIB.com)

Seorang preman di Jalan Perjuangan Kelurahan Tegal Sari Mandala 3, Kecamatan Medan Denai, memukuli penjaga counter handphone dengan kayu lantaran tidak diberi top up emoney gratis salah satu aplikasi dompet digital, Minggu (13/4/2025).

Aksi penganiayaan itu terekam CCTV di counter, hingga video tersebut viral di media sosial (medsos).

Baca Juga:

Pantauan Jurnalis SNN pada video di medsos berdurasi 1 menit, Selasa (15/4/2025) siang, tampak pelaku bertubuh gemuk dan mengenakan kaos warna hijau terlihat memukuli pemuda penjaga counter HP sembari memerintahkan korban untuk mengirimkan top up ke Dana.

Pemuda yang merasa kesakitan menangis dan meminta ampun kepada pelaku. Namun pelaku terus memukul korban sembari mengeluarkan kata-kata ancaman. Korban pun berteriak minta tolong, tetapi tak ada warga yang menolongnya.

Baca Juga:

Pelaku yang emosi langsung melempar korban dengan kursi plastik dan mengenai tangan pemuda hingga dia menjerit kesakitan. Tak sampai disitu saja, pria yang diduga dalam keadaan mabuk itu kembali memukul korban dengan kayu. Pemuda tersebut hanya bisa pasrah sembari menangis saat dipukuli kembali.

Sementara itu, belakangan diketahui pemuda yang menjadi korban dalam video tersebut berinisial R berstatus mahasiswa di Universitas Negeri Medan (Unimed).

Kepala Lingkungan (Kepling) setempat, Tio saat diwawancarai di lokasi mengungkapkan kejadian itu sedang proses mediasi oleh pihaknya. Namun hingga kini pelaku berinisial D belum ditemukan. Sedangkan Kepling mengaku belum juga bertemu dengan korban.

"Benar, pelakunya warga kita dan bisa dibilang premanisme. Ini sedang kita tangani untuk proses mediasi," kata Tio.

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru