Kamis, 09 Januari 2025

BMKG: Waspadai Potensi Kekeringan dan Kebakaran Hutan

Martohap Simarsoit - Rabu, 08 Januari 2025 19:43 WIB
199 view
BMKG: Waspadai Potensi Kekeringan dan Kebakaran Hutan
(Foto: SIB/Martohap Simarsoit)
Hendro Nugroho menyerahkan buku kaleidoskop BMKG kepada Kepala Basarnas Medan Mustari, di kantor BMKG Sumut, Jalan Ngumban Surbakti, Medan, Rabu (8/1/2025).
Medan (harianSIB.com)

Kepala Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I, Hendro Nugroho, mengatakan, curah hujan pada 2025 diprediksi mendekati kondisi normal. Meskipun demikian, terdapat potensi La Nina lemah pada awal tahun yang perlu diantisipasi.

Hendro juga mengingatkan peningkatan frekuensi bencana hidrometeorologi dari tahun ke tahun harus menjadi perhatian serius.

Baca Juga:

"Lebih dari 95 persen bencana yang terjadi adalah bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, cuaca ekstrem, dan kekeringan," ujarnya saat menyampaikan Kaleidoskop Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sumatera Utara 2024, Rabu (8/1/2025), di Kantor BMKG, Jalan Ngumban Surbakti, Medan.

Dalam acara tersebut, Hendro didampingi Kepala Basarnas Medan Mustari, Kepala BPBD Provinsi Sumut Tuahta Ramajaya Saragih, serta sejumlah pejabat BMKG lainnya.

Baca Juga:

Ia menyebutkan, sepanjang 2024, terdapat 108 kejadian bencana hidrometeorologi di Sumut, dengan puncaknya terjadi pada Oktober 2024.

"Secara umum, bencana ini dipicu oleh konvergensi dan belokan angin di wilayah Sumut, serta faktor global seperti IOD negatif dan MJO di kuadran 3 (Samudera Hindia)," jelasnya.

Hendro mengingatkan agar masyarakat waspada terhadap potensi banjir dan tanah longsor di awal dan akhir 2025, yang bertepatan dengan musim hujan.

Sementara itu, pada musim kemarau 2025, meskipun curah hujan cenderung bersifat di atas normal pada Juli-September, potensi kekeringan dan kebakaran hutan tetap harus diantisipasi.

"Data bencana menunjukkan bahwa setiap tahun selalu ada kejadian kebakaran hutan dan lahan," tambahnya.

BMKG Sumut juga mencatat 1.845 kejadian gempa bumi selama 2024, dengan 57 di antaranya dirasakan. Namun, tidak ada yang menyebabkan dampak signifikan. Sebanyak 55 persen gempa dipengaruhi oleh aktivitas patahan atau sesar, sementara sisanya akibat tumbukan Lempeng Indo-Australia. Mayoritas gempa terjadi di kedalaman dangkal (<60 km), mencapai 83 persen dari total kejadian.

Kepala BPBD Provinsi Sumut, Tuahta Saragih, mengapresiasi kinerja BMKG dalam menyampaikan informasi cuaca dan iklim yang menjadi bahan introspeksi dan kesiapsiagaan.

Ia menyebutkan, BPBD telah melakukan edukasi dan penguatan kesiapsiagaan di kabupaten/kota.

Hal senada disampaikan Kepala Basarnas Medan, Mustari, yang menilai informasi dari BMKG sangat bermanfaat. "Lebih baik gempa kecil terjadi tanpa korban daripada gempa besar yang berdampak luas," katanya.

Kaleidoskop BMKG Sumut ini turut dihadiri perwakilan instansi terkait, seperti Dinas Kominfo, Dinas Lingkungan Hidup, BWSS, dosen perguruan tinggi dan mahasiswa. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru