Sabtu, 19 April 2025

Manaek Hutasoit: Pendistribusian Pupuk Bersubsidi Tidak Tepat Sasaran ke Petani Akibat Birokrasi Berbelit

Firdaus Peranginangin - Sabtu, 04 Januari 2025 21:57 WIB
432 view
Manaek Hutasoit: Pendistribusian Pupuk Bersubsidi Tidak Tepat Sasaran ke Petani Akibat Birokrasi Berbelit
Foto SNN/Firdaus
Manaek Hutasoit SE.
Medam (harianSIB.com)

Anggota Komisi B DPRD Sumut Manaek Hutasoit menyoroti persoalan pendistribusian pupuk bersubsidi yang kerap tidak tepat sasaran, akibat birokrasi yang berbelit-belit. Akibatnya menghambat produktivitas petani, sementara akhir tahun pupuk menumpuk alias tidak tersalurkan seluruhnya ke petani.

"Dalam pendistribusian pupuk bersubsidi ini perlu pengawasan secara ketat, untuk memastikan pupuk bersubsidi benar-benar sampai ke tangan petani yang membutuhkan, jangan lagi petani disulitkan memperoleh pupuk dengan berbagai birokrasi berbelit-belit," tandas Manaek Hutasoit kepada wartawan, Sabtu (4/1/2025) di Medan.

Baca Juga:

Menurut politisi Partai Golkar ini, distribusi pupuk bersubsidi yang tidak tepat sasaran atau birokrasi yang berbelit-belit, menimbulkan petaka bagi petani sekaligus menimbulkan masalah serius yang berdampak langsung pada hasil panen, karena tidak mendapatkan pupuk bersubsidi saat musim pemupukan tiba.

"Jika kita ingin menyukseskan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia swasembada pangan, seharusnya pendistribusian pupuk bersubsidi dikawal ketat, agar penyaluran pupuk tepat sasaran," tegas anggota dewan Dapil Tapanuli ini.

Baca Juga:

Artinya, tambah mantan Ketua DPRD Humbahas ini, pengawasan lapangan menjadi kunci untuk memastikan petani yang memiliki lahan dan membutuhkan pupuk bersubsidi bisa mendapatkan haknya, agar petani tidak merasa terganggu melakukan pemupukan tanamannya.

"Banyak kasus petani yang seharusnya menerima pupuk malah tidak terdata, sementara yang tidak memiliki lahan tetap masuk daftar penerima. Proses check and balance harus diperketat," ujar Manaek mengaku optimis dengan distribusi yang tepat, produktivitas petani akan meningkat signifikan.

Menurut Manaek, terjadinya kelangkaan pupuk setiap musim tanam tiba, sebenarnya bukan melulu soal ketersediaan atau kekurangan "jatah" pupuk bersubsidi di suatu daerah, melainkan pendistribusiannya yang lambat dan berbelit serta tidak sesuai jadwal penyalurannya ke tangan petani.

Seperti yang terjadi di Taput, ujar Manaek, hingga akhir tahun 2024 lalu, masih ada sekitar 7000 ton pupuk NPK dan 3000 ton pupuk urea bersubsidi yang belum terserap dan disalurkan ke petani.

Begitu juga jumlah pupuk bersubsidi yang disalurkan ke Humbahas pada tahun 2024, ujar Manaek, hingga menjelang akhir tahun ada sekira 7000 ton pupuk Ponska dan 2.300 ton pupuk urea yang belum didistribusikan kepada para petani yang sangat membutuhkan pupuk bersubsidi.(*).

Editor
: Eva Rina Pelawi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru