Minggu, 22 Desember 2024

Zeira Salim Ritonga: Jangan Terlalu Gegabah Tuding Bobby Nasution Penyebab Banjir di Kota Medan

Firdaus Peranginangin - Rabu, 27 November 2024 14:55 WIB
230 view
Zeira Salim Ritonga: Jangan Terlalu Gegabah Tuding Bobby Nasution Penyebab Banjir di Kota Medan
Foto SNN/Firdaus
Zeira Salim Ritonga.
Medan (harianSIB.com)

Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut Zeira Salim Ritonga mengingatkan, jangan terlalu gegabah menuding Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution sebagai penyebab banjir di Kota Medan, karena banjir tersebut akibat curah hujan cukup tinggi dari hulu sungai (dataran tinggi Karo dan Deliserdang) melimpah dan "menerjang" Kota Medan.

"Perlu ditegaskan, penyebab banjir di Kota Medan bukan sepenuhnya disebabkan oleh faktor internal, seperti pengelolaan Kota Medan oleh Pak Bobby Nasution, melainkan dipengaruhi oleh faktor eksternal atau curah hujan cukup tinggi di daerah hulu sungai Sibolangit Karo dan Deliserdang," tandas Zeira Salim Ritonga kepada wartawan, Rabu (27/11/2024) melalui telepon di Medan menanggapi berbagai tudingan, penyebab banjir di Medan akibat kegagalan Bobby membangun drainase di Kota Medan.

Baca Juga:

Akibat curah hujan tinggi di sejumlah daerah di kawasan Karo, Deliserdang dan Kota Medan tersebut, tambah Bendahara DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumut itu, sungai yang membelah Kota Medan (Sungai Babura, Sungai Deli, Sungai Denai dan Sungai Belawan) tidak lagi mampu menampung luapan air yang besar, sehingga meluber ke pemukiman penduduk.

"Kita semua tahu, pak Bobby Nasution, telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki sistem drainase di Kota Medan. Namun, faktor alam seperti curah hujan yang ekstrem di daerah hulu hingga hilir tetap menjadi penyebab utama banjir, karena tidak dapat ditampung oleh drainase dan sungai-sungai di Kota Medan," tandas Zeira.

Baca Juga:

Berkaitan dengan itu, Zeira mengingatkan agar masyarakat tidak serta-merta menyalahkan kepala daerah atas bencana ini, karena ini akibat situasi kompleks yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan kerusakan lingkungan. Tapi banjir ini menjadi pengingat bahwa upaya mitigasi, seperti memperbaiki drainase, menormalisasi sungai, dan menjaga lingkungan di hulu, tetap harus menjadi prioritas untuk mengurangi dampak banjir di masa mendatang.

"Disini perlunya kita kerja sama antara pemerintah kota, masyarakat dan pihak terkait, menangani masalah banjir ini, mengingat tantangan yang dihadapi bersifat multidimensi dan membutuhkan solusi jangka panjang," ujar anggota dewan Dapil Labuhanbatu, Labura dan Labusel ini sembari mengingatkan, agar masing-masing pihak jangan saling menyalahkan terkait banjir Kota Medan ini.

Dalam kesempatan itu, Zeira juga menyoroti akar penyebab yang lebih mendasar dari banjir di Kota Medan, yaitu kerusakan lingkungan di daerah hulu sungai, khususnya di kawasan Bukit Barisan. Terus berlangsungnya penggundulan hutan akibat penebangan liar dan alih fungsi lahan menjadi perladangan.

"Akibatnya, telah mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap air hujan, sehingga volume aliran permukaan (runoff) meningkat drastis. Hal ini menyebabkan debit air sungai melonjak saat hujan lebat, yang kemudian memicu banjir besar di daerah hilir khususnya di Kota Medan," tandas Zeira Salim.

Zeira mencontohkan, terjadinya bencana tanah longsor di sepanjang Jalan Jamin Ginting menuju Medan, semakin memperkuat intensitas hujan yang ekstrem. Ini tentu sangat berkontribusi besar terhadap bencana banjir di Kota Medan, sehingga perlu dilakukan langkah mitigasi dan sistem pengendalian banjir.

Selain itu, tambahnya, perlu disegerakan menormalisasi sungai yang membelah Kota Medan serta, pengelolaan drainase dan penataan kawasan rawan banjir, untuk mengurangi dampak banjir di masa depan, karena banjir itu peringatan bahwa kerusakan lingkungan di hulu sungai berdampak serius pada kehidupan masyarakat di hilir.(*).

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru