Gapura Perbatasan Desa Pematang Kuala Teluk Mengkudu Mulai Rusak

Sergai (harianSIB.com)
Gapura perbatasan Desa Pematang Kuala, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), yang baru saja dirampungkan beberapa bulan lalu, kini mulai menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang mengkhawatirkan. Hal ini menarik perhatian warga dan memunculkan pertanyaan serius tentang kualitas konstruksi proyek tersebut.

Pengamatan warga, Rabu (20/11/2024), menunjukkan kerusakan paling mencolok terjadi pada bagian atas gapura yang telah berkarat, sementara sejumlah bagian beton juga terlihat pecah. Selain itu, kondisi sekitar gapura yang dibiarkan dipenuhi rumput ilalang menambah kesan terabaikannya fasilitas ini.

Warga setempat menduga kerusakan ini disebabkan oleh penggunaan material yang tidak memenuhi standar. Mereka juga menyebutkan bahwa cuaca ekstrem di kawasan tersebut dapat menjadi faktor penyebab kerusakan yang cepat ini.

Baca Juga:

• Warga Gudang Garam Nikmati Jalan Mulus di Masa Kepemimpinan Dambaan
• Ungkap Kasus TPPO, Polres Sergai Amankan 3 Tersangka

"Sangat disayangkan, gapura yang dibangun dengan biaya yang tidak sedikit kini sudah rusak. Kami berharap pemerintah segera menyikapi masalah ini dan memastikan kualitas pembangunan yang lebih baik di masa mendatang," ungkap seorang warga Desa Pematang Kuala yang enggan disebutkan namanya.

Gapura perbatasan ini dibangun sebagai ikon desa sekaligus penanda batas wilayah administratif. Dengan anggaran yang bersumber dari dana desa, proyek ini diharapkan menjadi kebanggaan masyarakat. Namun, kerusakan yang terjadi dalam waktu singkat menimbulkan kekecewaan dan sorotan tajam terhadap pengelolaan dana pembangunan desa.

Baca Juga:

• Seorang Pria Ditemukan Tewas Diduga Gantung Diri di Pohon Sukun
• Peningkatan Fungsi Pengawasan, Panwaslu Tebing Syahbandar Gelar Rapat Koordinasi dengan Sentra Gakkumdu

Warga berharap pemerintah dan pihak terkait segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki gapura ini agar dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya dan menjadi simbol kebanggaan desa. (**)