Warga Sibiru-biru Menginap di Kantor BBWSS II

Medan (harianSIB.com)
Warga Kecamatan Sibiru-biru yang menggelar unjuk rasa pada Selasa (5/11/2024) memilih bertahan dan menginap di sekitar Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera II (BBWSS II) di Jalan AH Nasution, Medan.

Para pengunjuk rasa membentangkan tali di depan pintu utama kantor dan menggantungkan sejumlah pakaian dalam wanita sebagai bentuk protes. Mereka juga mendirikan tenda plastik di halaman kantor untuk tempat duduk sambil memperdengarkan musik menggunakan pengeras suara dan mesin generator.

Hingga pukul 11.20 WIB, pakaian dalam wanita tersebut masih bergelantung di pintu depan utama gedung BBWSS II, sementara musik terus diputar, menciptakan suasana yang lebih ramai dari biasanya menurut sejumlah pegawai kantor.

Baca Juga:

• Imbas Dugaan Pemalsuan Putusan PK MA-RI, Termohon Datangi PN Seirampah Tuntut Pengembalian Uang Rp.565 Juta
• DPRD SU Kecewa 10 Tahun Warga Sibirubiru "Menjerit" Tanahnya Terkena Proyek Lau Simeme Tak Diganti Rugi

"Kami tidak lagi masuk melalui pintu depan utama," ungkap beberapa pegawai kepada Jurnalis SIB News Network (SNN) pada Rabu (6/11/2024). Mereka mengaku bingung dengan sikap para pengunjuk rasa yang menuntut ganti rugi yang berkeadilan atas tanah mereka yang terdampak pembangunan Bendungan Lau Simeme. Pihak BBWSS II, melalui Kasatker Bendungan Maruli Simatupang, telah menegaskan bahwa tuntutan ganti rugi tanah tersebut masih dalam proses hukum di tingkat kasasi.

"Seperti kita ketahui, mengenai ganti rugi tanah yang bapak-ibu tuntut kini masih berproses di tingkat kasasi. Kami sangat menghormati proses hukum ini. Setelah Mahkamah Agung mengeluarkan keputusan, kami akan tunduk dan patuh melaksanakannya. Mari kita sama-sama menghormati proses hukum ini," ujar Maruli Simatupang di hadapan para pengunjuk rasa pada Selasa sore.

Baca Juga:

• Ketua PN Medan Terima Penghargaan Role Model dari Mahkamah Agung
• Merebak Dugaan Pemalsuan Putusan PK MA-RI, Kuasa Hukum Termohon akan Lapor ke Bareskrim Polri

Meski demikian, para pengunjuk rasa tetap meminta agar dicarikan penyelesaian dengan memberikan ganti rugi yang adil. Hingga pukul 12.00 WIB, warga yang mayoritas adalah kaum ibu masih bertahan di lokasi. Sementara itu, aparat kepolisian terlihat berjaga untuk menjaga keamanan di lokasi. "Kami bertugas menjaga keamanan di sini," kata Kapolsek Delitua, Kompol Dedy Dharma SH. (**)