Selasa, 03 Desember 2024

Pengamat Hukum dan Kriminal: Maraknya Geng Motor dan Begal Akibat Tingginya Pengangguran dan Kesenjangan Ekonomi

Firdaus Peranginangin - Selasa, 22 Oktober 2024 19:43 WIB
412 view
Pengamat Hukum dan Kriminal: Maraknya Geng Motor dan Begal Akibat Tingginya Pengangguran dan Kesenjangan Ekonomi
Foto: SNN/Firdaus
R Abner Pinem SH
Medan (harianSIB.com)
Pengamat hukum dan kriminal R Abner Pinem SH mengatakan, maraknya aksi geng motor dan begal akhir-akhir ini tidak terlepas dari tingginya angka pengangguran, adanya kesenjangan ekonomi, maupun kurangnya pendidikan dan pembinaan moral bagi para generasi muda, sehingga mereka mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang.

"Dengan banyaknya pengangguran, sulitnya ekonomi serta minimnya ilmu pengetahuan maupun rendahnya pembinaan moral, para anak muda sering dimanfaatkan oleh mafia tanah dengan kelompok lainnya, dengan misi tertentu, dengan imbalan uang," kata R Abner Pinem, kepada SIB News Network (SNN), Selasa (22/10/2024), melalui pesan WhatsApp di Medan.

Seperti diketahui, tambah Abner Pinem, jumlah angka pengangguran di Sumut pada Februari 2023 tercatat sebanyak 413 ribu jiwa dan pada tahun 2024 ini diperkirakan akan meningkat, dikarenakan sudah mulai merembetnya krisis ekonomi melanda daerah ini.

Baca Juga:

Menurut alumni Fakultas Hukum Universitas Jayabaya Jakarta ini, berdasarkan penelitiannya, banyak pelaku begal berasal dari kelompok yang kesulitan secara ekonomi dan mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang serta kurangnya akses terhadap pendidikan yang memadai dan kurangnya pembinaan moral.

"Bisa kita lihat, kelompok geng motor ini mayoritas kalangan anak muda, karena akibat himpitan ekonomi dan rendahnya moral maupun pengetahuan, membuat mereka lebih rentan terhadap pengaruh negatif, sehingga bergabung dengan kelompok geng motor, kemudian terlibat dalam aksi kriminal," ujarnya.

Baca Juga:

Selain itu, kata Abner, tidak terlepas dari kurangnya pengawasan orang tua, sehingga banyak anak muda bebas dalam pergaulan tanpa ada tindakan dari orang tua, sehingga mereka lebih mudah terlibat dalam aktivitas yang sangat berisiko melanggar hukum atau aksi kriminal, seperti geng motor.

"Lemahnya penegakan hukum serta kurangnya tindakan tegas terhadap pelaku begal, sehingga memberi ruang bagi kelompok-kelompok geng motor untuk tumbuh dan berkembang," ujar Abner yang berprofesi sebagai lawyer ini.

Ditambahkannya, pengaruh media sosial juga sering kali digunakan anggota geng motor untuk memamerkan aktivitasnya atau merekrut anggota baru.

Minimnya tempat rekreasi, kegiatan olahraga dan ruang bagi anak muda untuk menyalurkan energi mereka secara positif, tandas Abner, juga turut mendorong mereka untuk mencari kesenangan melalui aktivitas negatif seperti balap liar dan geng motor.

Upaya untuk mengatasi masalah ini, tambah alumni SMA Immanuel Medan ini, membutuhkan pendekatan yang komprehensif, mulai dari peningkatan kesejahteraan sosial, penegakan hukum yang lebih tegas, hingga pemberian fasilitas dan pembinaan bagi anak muda agar memiliki alternatif yang lebih positif.(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru