Jumat, 27 Desember 2024
Ketua Komisi Teologi HKBP:

Gereja Hormati Bagian-bagian Budaya Tanpa Abaikan Sikap Kritis Terhadap Budaya

Tanda Monang Pasaribu - Minggu, 29 September 2024 17:23 WIB
199 view
Gereja Hormati Bagian-bagian Budaya Tanpa Abaikan Sikap Kritis Terhadap Budaya
(Foto: SNN/Tanda Monang Pasaribu)
FOTO BERSAMA: Pdt Manapar M Panjaitan STh MM foto bersama Pdt Dr Sukanto Limbong, Dr Dra Ria Manurung MSi, Pdt Ronny Lumbang Tobing, Pdt Lambok Gurning, Bvr Hesti G Panjaitan, dan lainnya usai seminar, di HKBP Tanjung Sari, Sabtu (28/9).
Medan (harianSIB.com)

Ketua STT HKBP Pdt Dr Sukanto Limbong mengatakan, gereja menghormati bagian-bagian dari budaya tanpa mengabaikan sikap kritis terhadap budaya, di mana budaya seharusnya ditempatkan, apa bagian dari budaya yang dapat diadaptasi oleh gereja.


Hal tersebut disampaikan Pdt Sukanto Limbong pada "Seminar tentang Adat dan Budaya ditinjau dari Perspektif Gereja", di Gereja HKBP Tanjung Sari Jalan Setia Budi, Medan Selayang, Sabtu (28/9/2024).

Baca Juga:

Menurutnya, sejak gereja perdana hubungan adat(budaya) dengan kekristenan selalu langgeng. Allah memberi kemampuan bagi manusia untuk mengembangkan diri dan kehidupannya termasuk melalui adatbudayanya.


Dikatakan, sejarah gereja, inkarnasi Allah menjadi manusia (Yoh 1 : 14) yang hadir dalam diri Yesus Kristus, lahir ke dalam budaya tertentu. Allah dapat dikenal dan ditemui dalam budaya lokal di dunia dan nilai elemen suatu budaya dapat dijadikan kenderaan injil melanjutkan sejarah perjalanan dunia.

Baca Juga:

"Ketegangan adat dan budaya adalah ketegangan yang tiada habisnya. Mengakui keberadaannya dan mulai melakukan sesuatu yang kreatif dan positif bukan sebagai solusi menyeluruh, tetapi realistis," jelasnya.


Lebih lanjut dikatakan, sejak abad 20 WCC LWF memberikan perhatian yang begitu besar terhadap upaya bersaksi tentang Kristus di tengah konteks budaya. Gereja dan adatbudaya ada dalam perjalanan bersama (harmoni)menciptakan strategi menghadapi masa depan.


Sementara Dr Dra Ria Manurung MSi, dalam makalahnya "Interaksi Budaya dan Agama" menyebutkan, konsep budaya dalam masyarakat sesungguhnya turun jadi pola tingkah laku yang terikat kepada kelompok-kelompok tertentu, yaitu menjadi adat istiadat (customs) atau cara kehidupan (way of life) manusia.


Katanya, budaya adalah sistem-sistem dari pola-pola tingkah laku individual yang diturunkan secara sosial di dalam kehidupan masyarakat dan bekerja menghubungkan komunitas manusia dengan lingkungan ekologi mereka.


Di sisi lain, lanjutnya, perubahan budaya dalam masyarakat sesungguhnya adalah suatu proses adaptasi dan maksudnya sama dengan seleksi alam. Budaya sesungguhnya proses dari refleksi pemikiran dari manusia yang bertindak dan berinteraksi dengan manusia lainnya.


"Kebudayaan yang mudah diterima adalah kebudayaan berkaitan dengan alat-alat baru yang mudah dipakai dan bermanfaat bagi masyarakat. Kebudayaan yang sulit diterima di dalam masyarakat adalah kebudayaan menyangkut sistem kepercayaan, idiologi, falsafah hidup dan agama," tegas Ria yang juga Dosen Program Studi Sosiologi FISIP USU.(*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru