Senin, 16 Desember 2024

Kevin Jagar Nababan dari Papua Duta Perdamaian Peringati Jatuhnya Bom Atom di Hiroshima dalam Student International Seminar 2024

Oki Lenore - Senin, 19 Agustus 2024 16:03 WIB
515 view
Kevin Jagar Nababan dari Papua Duta Perdamaian Peringati Jatuhnya Bom Atom di Hiroshima dalam Student International Seminar 2024
Foto: Dok/Kevin
KAMPUS: Kevin Jagar Eliezer Nababan di Kampus Hiroshima University, Jepang, Jumat (6/8) bertepatan 79 tahun bom atom dijatuhkan di Hiroshima.
Hiroshima (harianSIB.com)
Kevin Jagar Eliezer Nababan Wakil Indonesia dalam Student International Seminar 2024 di Jepang. Terpilih menjadi duta perdamaian, putra Ketua Pengadilan Negeri Jayapura-Papua itu ikut mendukung gerakan pemberangusan bom dalam rangka perdamaian dunia.

Seperti email yang diterima Jurnalis SIB News Network (SNN), Minggu (18/8), selama sebelas hari di Negeri Sakura, mahasiswa FISIP Universitas Parahyangan Bandung jurusan Hubungan Internasional berusia 21 itu, berkesempatan mengunjungi sejumlah lokasi di Hirosima yang luluh-lantak akibat bom pada 1945.

Saat bertemu dengan penyintas bom tersebut seperti Keiko Ogura yang berusia 87 tahun, Kevin Nababan semakin terpacu untuk menambah kegigihan memperjuangkan perdamaian secara global.

Baca Juga:

"Indonesia pun sangat getol menyuarakan perdamaian dunia. Ingat mukadimah UUD 1945 yang menegaskan NKRI yang mengupayakan perdamaian abadi," ujarnya.

International Student Seminar, merupakan acara tahunan International Network of Universities di Hiroshima University, yang kali mengusung tema "World Peace and Political Justice". Saat ikut seleksi, mahasiswa FISIP Hubungan Internasional Unpar Bandung itu melalui tahap yang ketat sebab seleksi diikuti seluruh individu yang punya komitmen dalam mendorong perdamaian dunia dari seluruh Indonesia.

Baca Juga:

Seleksinya mencakup kemampuan Bahasa Inggris dan nilai di atas rata-rata untuk mengetahuan umum dan kerpiabdian. Setelah berhasil dikuatkan dengan pemahaman nasionalisme dan ditantang memainkan peran sesuai visi misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Kami jadi sekelompok mahasiswa mewakili berbagai negara, melakukan negosiasi untuk meloloskan rancangan resolusi, layaknya Sidang Umum PBB," sebut
Putra kedua Derman P Nababan, Ketua PN Jayapura, itu menuturkan, sejumlah sesi yang diikuti memacu semangat dan pemahaman betapa pentingnya perdamaia abadi.

"Pada sesi dengan seminar internasional khusus untuk kewarganegaraan dan perdamaian global itu, merupakan program pelatihan mendalam unik yang diselenggarakan oleh Universitas Hiroshima, Jepang," tegasnya.



Di universitas terkemuka di Kota Hiroshima itu, seluruh peserta mendapat pelatihan melalui ceramah, studi kasus dan diskusi kelompok kecil. Tidak kalah penting, peserta dari berbagai negara itu, melakukan kunjungan ke tempat-tempat wisata lokal dan pengalaman belajar budaya masyarakat Jepang.

Pria yang hobi di bidang art directing dan desain komunikasi visual itu menjelaskan, agenda yang diadakan sekaligus memeringati jatuhnya bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasakhi oleh Amerika Serikat (AS) pada bulan Augustus 1945, tersebut memberi pemahaman mendalam mengenai buruknya perang.

Peristiwa, tragis yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasakhi menjadi mimpi buruk bagi masyarakat Jepang dan dunia.

Sebagaimana diketahui, tidak kurang dari 129 ribu korban jiwa meregang nyawa, terpapar radiasi nuklir, menandai berakhirnya Perang Dunia II, sebelumnya Jerman telah menyerah di Eropa.

"Itu sangat memilukan. Sampai saat ini masih membekas," ujar alumni SD Antonius Jalan Sriwijaya Medan itu.

Berada dalam komunitas internasional membuatnya semakin kukuh dalam memupuk kepedulian perdamaian dunia. "Berada di sini membuat saya merasa sangat beruntung," ujarnya dengan mengingat seleksi ketat di Indonesia untuk ikut menjadi wakil Indonesia.

Seluruh peserta juga menghadiri acara 'Peace Memorial Ceremony' dipimpin Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida dan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, serta diplomat-diplomat negara kerabat Jepang.

Sekjen PBB dalam sambutan yang dibacakan Wakil Sekretaris Jenderal PBB dan Perwakilan Tinggi untuk Urusan Pelucutan Senjata Nakamitsu Izumi, mengatakan, senjata nuklir dan ancaman penggunaannya tidak hanya terbatas pada buku-buku sejarah, tetapi mewakili bahaya nyata dan masa kini yang masih ada bersama kita hingga saat ini.

"Terlalu banyak orang yang tidak menyadari fakta bahwa kita beruntung mengakhiri Perang Dingin tanpa perang nuklir. Kita tidak bisa lagi memaksakan keberuntungan kita. Namun, beberapa orang dengan gegabah kembali mengancam dengan senjata nuklir," sebutnya.



Menurutnya, dunia tidak akan pernah melupakan pelajaran dari 6 Agustus 1945. Ia menyerukan, jangan ada lagi Hiroshima dan jangan ada lagi Nagasaki.

Saat bertemu Keiko Ogura, Kevin Nababan berbicara dari hati ke hati dengan ibu berusia 87 tahun yang disebut Hibakusha. Si ibu tinggal dua kilometer, dari pusat jatuhnya bom di Hiroshima, ia mengaku bersyukur masih bisa selamat dari kepungan paparan radiasi awan hitam bagaikan jamur raksasa, menyelimutui kotanya. Saat itu usianya beranjak 8 tahun.

Dialog tersebut membuat Kevin Nababan berempati dan semakin memiliki penekanan ketebalan sosial. Hal itu terasah karena sejak masa SD dan SMP aktif dalam paduan suara dan telah beberapa kali mendapatkan medali Emas dalam berbagai even termasuk dalam 3Rd Bali International Choir Festival 2014.

Kevin bersama Paduan Suara SMP Marsudirini, Bekasi, juga mendapat medali emas dalam Festival Paduan Suara International Danau Toba di Parapat, 2016. Dari kecil memang senang berteman dengan banyak orang.

Melalui momen Student International Seminar 2024, ia membangun jejaring mendukung pertemanannya semakin luas karena kegiatan diikuti dari berbagai universitas di Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, Jepang, bahkan Afrika Selatan. (**)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru