Rabu, 23 April 2025

Ironi Kemiskinan Masyarakat di Pesisir, Serikat Nelayan Harus Berkoperasi

Danres Saragih - Sabtu, 29 Juni 2024 17:45 WIB
419 view
Ironi Kemiskinan Masyarakat di Pesisir, Serikat Nelayan Harus Berkoperasi
(Foto: Dok/Diskop Sumut)
SOSIALISASI: Naslindo Sirait menyosialisasikan perkoperasian kepada Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama Sumut, di Medan, Jumat (21/6/2024).
Medan (harianSIB.com)
Ikan salah satu asupan hewani yang mengandung protein dan omega 3 dikenal dapat mendukung perkembangan otak pada usia dini, serta membantu meningkatkan kecerdasan.

Namun, ironi kemiskinan pada masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir, mereka justru tidak mampu menikmati ikan-ikan hasil tangkapannya sendiri.

"Jangankan untuk dikonsumsi, ketika diperjualbelikan pun, hasilnya minus. Sebelum melaut, nelayan sudah terkendala dengan tingginya harga bahan bakar. Lalu hasil tangkapannya diserahkan kepada tengkulak dan dihargai dengan sangat murah. Belum lagi alat tangkap seperti perahu, pancing dan lain sebagainya yang kondisinya belum memadai," jelas Naslindo Sirait, Kadis Koperasi dan UKM Sumut, dalam sosialisasi dan pendidikan perkoperasian kepada Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama Sumut, Medan, Jumat (21/6/2024).

Baca Juga:

Potensi kekayaan laut di Indonesia ternyata belum mampu menunjang kesejahteraan para nelayan yang menggantungkan penghidupannya pada sektor perikanan tangkap, kendati mereka banting tulang siang-malam. Selain karena fluktuasi cuaca dan keterbatasan armada, ketergantungan kepada pemilik modal menjadi lingkaran setan yang membuat kondisi masyarakat pesisir terus berada dalam bayang-bayang kemiskinan.

Menurut Naslindo, itulah sinyal kuat bahwa nelayan tidak bisa lagi bekerja secara sendiri-sendiri.

Baca Juga:

"Memang selama ini sudah banyak nelayan yang tergabung ke dalam kelompok-kelompok, tetapi dari segi legalitas, itu tidak bisa dianggap sebagai badan hukum," tuturnya.

Jika kelompok nelayan tersebut bergotong-royong dan bersatu dalam wadah koperasi, lanjut Naslindo, kelembagaannya akan menjadi lebih kuat dalam menjawab persoalan para nelayan. Baik terkait permodalan, pengolahan hasil tangkapan, pemasaran, maupun pengadaan armada dan alat tangkap yang lebih modern.



FOTO BERSAMA: Naslindo Sirait foto bersama usai sosialisasi dan pendidikan perkoperasian Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama Sumut, Medan, Jumat (21/6/2024). (Foto: Dok/Diskop Sumut)

Siaran pers yang diterima jurnalis SIB News Network (SNN), Sabtu (29/6/2024), Naslindo menekankan, agar model bisnis koperasi yang nantinya dibentuk Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama Sumut tidak berfokus pada jasa simpan pinjam, melainkan mengeksplorasi berbagai jenis usaha yang lebih relevan dengan kebutuhan di lapangan, serta melibatkan generasi muda guna memaksimalkan adopsi teknologi dan digitalisasi.

"Koperasi pada akhirnya harus bisa memanusiakan seluruh anggotanya dan memberikan kesejahteraan serta rasa berkeadilan. Jika selama ini nelayan merasa tidak berdaya menentukan nasibnya karena tertekan dan terikat dengan tengkulak ataupun rentenir, inilah saatnya memutus rantai itu dan membangun kemandirian nelayan secara ekonomi," tutupnya. (**)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru