Medan (harianSIB.com)
Bakal calon (balon) Gubernur Sumut yang telah mengembalikan formulir ataupun mendaftar ke DPD PDI Perjuangan Sumut sudah dua orang.
Keduanya yakni, Nikson Nababan dan Edy Rahmayadi. Namun, saat ini muncul wacana nama
Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok dijagokan untuk merebut kursi nomor 1 di Provinsi Sumut ini.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut Rapidin Simbolon mengatakan, politik di Sumut sangat dinamis. Nama
Ahok bukan partai yang memunculkan, namun ini wacana dari masyarakat. Tentu ini juga menjadi masukan bagi partai.
"Seperti apa nantinya tentu ada hitungan-hitungannya, kalau si A mau dicalonkan, berapa persen tingkat keberhasilannya dan seterusnya. Jadi tahapan ini ada diaturan partai, ada mekanisme. Mekanisme itu nanti sampai kepada keputusan DPP PDI Perjuangan yang ditandatangani Ibu Megawati Soekarnoputri," katanya kepada harianSIB.com, di DPD PDI Perjuangan Sumut, Senin (6/5/2024).
Sejauh ini, ia mengetahui,
Ahok belum mendaftar ke DPD PDI Perjuangan ataupun ke DPP. Ia juga mengatakan belum ada berkomunikasi dengan
Ahok.
"Belum ada saya komunikasi dengan pak
Ahok. Pak
Ahok kader PDI Perjuangan, kalaupun ada keputusan dari partai tinggal penugasan bila pak
Ahok mau dicalonkan," ujarnya.
Disinggung peluang
Ahok menang dengan latar belakang bukan berasal dari Provinsi Sumut, Rapidin mengatakan semua warga NKRI memiliki hak untuk menjadi kepala daerah di Indonesia, namun lihat kemampuan, integritas, profesionalismenya.
"Profil calon yang kita usung harus sepadan. Saya sampaikan, kami bukan hanya sekedar mencari suatu pemenangan tetapi kita ini kan harus berfikir bahwa yang kita calonkan ini adalah menjadi pemimpin. Tentu pemimpin ini harus yang sesuai dengan kriteria yang diwajibkan partai. Para bakal calon ini juga nanti akan diuji, akan dilihat sejauh mana seorang pemimpin yang layak," katanya.
Ia mengatakan
Pilgub Sumut kali ini, PDI Perjuangan Sumut sendiri belum tahu akan kembali mencalonkan pasangan pelangi atau tidak. Sebab, belum ada dilakukan survei oleh DPP PDI Perjuangan.
"Bisa kemungkinan, bisa tidak. Artinya ini akan berdinamika, nanti DPP akan menilai, memutuskan ini tentu masukan-masukan kami dari daerah. Nah seperti apa nanti tentu DPP bisa memutuskan apakah itu pelangi, apakah tidak. Nanti akan dinilai dan tetap terus menerus akan dilihat sejauh mana tingkat kemenangan dan tingkat kemampuan dia sebagai seorang pemimpin," sebutnya.
Menurutnya, kader dari pengurus anak ranting mempunyai pandangan yang beragam mengenai sosok calon gubernur dan wakil gubernur.
"Saya lihat di akar rumput ini masih mempunyai pandangan yang beragam, ada yang ke pak Nikson, ada yang maunya pak Edi, ada yang maunya pak Ijeck dan sebagainya. Intinya sabarlah ya, tunggu keputusan DPP," katanya.
Ia menyampaikan rekomendasi terhadap calon kepala daerah dari DPP dikeluarkan sesuai mekanisme partai dan disesuaikan dengan tahapan dari KPU.
"Kalau saya tidak salah, bulan Agustus atau September 2024. Inikan masih tahapan penjaringan, kemudian uji kelayakan dan kepatutan setelah itu diputuskan DPP. Untuk survei calon kepala daerah kepada masyarakat akan dilakukan setelah pendaftaran ditutup," katanya.
Ia juga mengatakan PDI Perjuangan membuka pintu kepada partai politik lainnya untuk berkoalisi.
"Ya pasti dong, kita ga bisa hanya sendiri partai membangun bangsa ini apalagi Sumut. Sumut ini beragam kependudukannya, beragam suku, beragam juga adat istiadatnya dan budayanya. Tentu PDI Perjuangan kalau mau menang, kita harus bisa mencari teman sebanyak-banyaknya," katanya. (*)
Baca Juga: